Melayani di daerah terpecil itu tidak mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari medan perjalanan yang cukup sulit, fasilitas yang kurang, sampai penerimaan masyarakat dan jemaat. Inilah yang akhirnya dirasakan oleh para peserta Mission Trip Papua yang memulai pelayanannya dari tanggal 5 – 10 Juni 2019.
Di hari pertama para peserta sampai, mereka mulai melayani anak-anak School of Life (SOL) di GKJI Petra Ministry, Angkasa. Peserta dibagi menjadi dua team. Team pertama melayani anak-anak yang berusia 1-3 tahun, dan team kedua melayani para orangtua dari anak tersebut. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi rumah orangtua anak-anak SOL yang tinggal di daerah kumuh.
Baca juga : MEMBANGUN GENERASI KEPULAUAN NIAS
Berikutnya, peserta diajak untuk masuk Papua lebih dalam lagi, yaitu ke Wamena. Disana mereka mengunjungi anak-anak yang ada di GPDP Tiberias. Gereja ini membina anak-anak yang kecanduan lem.
Hari Sabtu, para peserta kembali dibagi menjadi 2 team untuk melayani anak-anak sekolah Minggu (ASM) di GIDI Solafide. Di tempat inilah para peserta bisa melihat rumah para orangtua ASM yang masih tinggal di Honai (rumah adat asli orang Papua yang terbuat dari kayu beratapkan jerami atau ilalang). Disana peserta juga bisa melihat sungai yang agak keruh dan digunakan oleh masyarakatnya untuk mandi, cuci baju, memasak, dan bahkan buang air. Malamnya, peserta kembali melayani ke GBI Bethesda.
Pada hari terakhir, semua peserta diajak melayani sekaligus beribadah di GKII Pniel. Usai ibadah, acara berlanjut ke bakti sosial yang bekerja sama dengan puskesmas setempat. Bakti sosial ini berisi tentang penyuluhan hidup sehat berupa cara mencuci tangan, mandi, sikat gigi, serta pemeriksaan gratis bagi jemaat dan warga sekitar. Dan terakhir, peserta mengunjungi dan melayani anak-anak sekolah Minggu di GSJA Shekinah.
Kegiatan para peserta Mission Trip Papua memang begitu padat, tapi raut lelah tidak terlihat dari wajah mereka. Mereka begitu antusias dan menikmati pelayanan ini. Kiranya semakin banyak anak-anak di pedalaman Indonesia yang mengenal Tuhan melalui Superbook dan melalui Anda. Tuhan memberkati.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK