ARTICLE

Tue - Jun 22, 2021 / 1058 / Parenting

Stop Melabeli Anak Sebagai Anak Nakal, Karena Kenyataannya Berikut Ini

“Hisshhh… kesal banget deh. Anak ini nggak bisa diam. Maunya lompat-lompat, lari, corat coret dinding, nggak bisa diatur juga. Sudah dilarang, ehhh malah makin tertantang melakukan. Jadi bingung harus apa!”

Hayo siapa yang pernah berpikir bahkan mengeluh seperti di atas? Mungkin kalau kita melihat atau punya anak seperti itu, mikirnya anak ini nakal ya. Ternyata kita harus hati-hati lho Superparents, karena sebenarnya tidak ada anak yang nakal! Mereka hanya belum mampu mengontrol dirinya, emosinya, bahkan mengungkapkan apa yang ia inginkan, dan mencari perhatian kita.

Lagipula kalau kita melabeli anak dengan kata ‘anak nakal’, tidak akan membuat mereka berubah menjadi penurut kok. Justru semakin berbahaya karena kita sedang secara tidak langsung menanamkan dalam alam bawah sadarnya bahwa mereka adalah anak nakal. Apalagi kalau kita terlalu sering mengatakannya, anak bisa percaya bahwa dirinya memang anak nakal.

Baca juga : PEDOMAN ALKITABIAH UNTUK AYAH DALAM MENERAPKAN POLA ASUH KEPADA ANAKNYA

Cobalah kita evaluasi sedari mereka kecil. Apakah saat anak sedang aktif dan berkembang, kita justru merasa kewalahan dan merasa mereka menjadi nakal? Kalau ya, yuk sebaiknya kita kenali penyebab mereka berlaku seperti itu.

  1. Anak belum mampu mengontrol dirinya

“Jangan ambil biskuit yang jatoh itu ya, soalnya sudah kotor nak!” Eh malah si anak ambil. Ini bukan karena anak itu nakal atau tidak peduli ya, tapi beberapa bagian dari otak yang bertugas untuk mengendalikan diri itu belum matang. Inilah alasannya kenapa anak saat dilarang, justru melakukan. Anak usia dini (0-8 tahun) belum memiliki pengendalian diri yang kuat. Mereka masih berkembang mengikuti keiingintahuannya.

 

  1. Kebutuhan fisik anak mempengaruhi suasana hati

Anak seringkali rewel dan marah-marah. Ini bisa terjadi karena mereka kelelahan, lapar atau haus. Bukan hanya itu saja, kemampuan anak mengelola emosi dan perilaku juga belum sempurna. Jadi cara mereka mengungkapkannya dengan seperti itu.

 

  1. Anak belum mampu menyembunyikan emosi

Pernah melihat anak merengek walaupun ia berada di rumah? Ini bukan karena dia nakal lho ya, tapi karena anak belum bisa menyembunyikan emosinya. Daripada melabeli mereka dengan kata nakal saat mereka tantrum atau rewel, lebih baik ajak mereka melakukan kegiatan atau aktivitas favoritnya yang bisa mengalihkan perhatiannya.

 Baca juga : ORANG TUA HARUS MELAKUKAN POSITIVE REFRAMING AGAR ANAK BERUBAH JADI LEBIH BAIK

  1. Anak sudah punya inisiatif sendiri

Pernah berdebat dengan anak tentang apa yang mau mereka pakai? Kita memang tahu yang terbaik untuk anak, tapi pada anak usia prasekolah seringkali sudah memiliki keinginannya sendiri. Sebagai Superparents kita wajib mengarahkannya agar mau menurut tanpa memaksanya.

 

  1. Anak adalah peniru yang ulung

Ia juga peniru yang ulung. Oleh karena itu, kita harus menjadi teladan dan contoh yang baik untuk anak. Kalau tidak mau anak berteriak-teriak, maka kita juga jangan berteriak padanya atau orang lain. Kalau ingin anak tidak mudah marah, maka kita juga harus mengontrol emosi.

 

  1. Anak-anak memiliki kebutuhan bermain

Bermain adalah kebutuhan pokok anak. Tapi kadang permainan mereka juga melibatkan keingintahuannya yang seringkali akhirnya membuat kita jengkel. Misalkan anak mau bermain masak-masakan. Dia mengambil tepung dan peralatan masakan lainnya, lalu bermain sambil menghamburkan tepung kemana-mana. Ini memang tanda perkembangan yang baik, tapi kadang kita yang sudah habis kesabaran menilainya nakal.

Jadi Superparents, kalau anak melakukan sesuatu yang mengarah ke negatif, jangan langsung menyangka kalau si anak itu nakal. Mereka sedang dalam tahap perkembangan lho. Yang paling penting adalah orang tua jangan sampai bosan untuk memberikan arahan kepada anak.

Nah kalau Superparents ingin anak bisa berkomunikasi dengan nyaman dan lebih dekat dengan Anda, yuk kita belajar bersama di Webinar #BeraniBergerak Jadi Papa Mama Hebat untuk Anakku! Caranya mudah, tinggal klik Daftar di bawah ini. 

DAFTAR

 

Contasia Christie

Content Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK