Kepergian ayah membuat Yalfa Brilian Discaprio Gulo membuatnya terpukul dan kehilangan. Seiring berjalannya waktu, Rio dan ibunya akhirnya bisa kuat menghadapi kenyataan bahwa ayahnya sudah bersama Tuhan. Sejak ayahnya tidak ada, Rio yang merupakan anak satu-satunya ini selalu menghibur dan menguatkan ibunya. Ia selalu berada di sisi ibunya.

Sayangnya di sekolah, Rio tidak sekuat di rumah. Teman-temannya sering berkelahi, mengganggu adik kelas, termasuk mengganggu Rio. Saat diganggu, Rio hanya bisa menangis atau mengelak dan tidak berani melawan kakak kelasnya itu karena badannya lebih besar darinya.

Baca juga : BERSUKACITA KARENA TELAH MENGENAL KRISTUS

Tapi sejak Rio belajar tentang kisah “Elisa dan Orang Aram” melalui kurikulum Superbook di sekolah minggu GPdI Ekklesia Hiliweto Gido, Rio belajar untuk tidak takut lagi. Tuhan selalu menyertai dia seperti Tuhan yang juga menyertai Elisa dan memampukannya melakukan berbagai mujizat.

Sejak saat itulah, Rio menyadari bahwa Tuhan juga ingin agar dirinya membawa sukacita. Kini saat ada anak berkelahi, Rio mampu melerainya dan berani berkata benar kepada guru. Kalaupun ada anak yang mengganggu dengan mengambil barang miliknya, ia mampu memaafkan anak tersebut dan akhirnya anak itu kini menjadi temannya.

Baca juga : MENGAMPUNI KAKAK YANG USIL

Kini Rio semakin mencintai Tuhan, karena berkat Dia, ia merasakan sukacita setiap saat. Bahkan Rio ingin saat dewasa nanti, ia bisa seperti Elisa. Hubungan kedekatannya dengan Tuhan juga membantunya dalam bersikap, berteman, dalam keluarga, maupun di sekolah.

Onelis Rahmat Laoli

Fasilitator Nias