Kehidupan perekonomian keluarga Vanesa memang kurang baik. Ayahnya yang bekerja sebagai buruh tani hanya bisa memberikan penghasilan yang tidak tetap setiap harinya. Inilah yang kadang membuat Vanesa menjadi kesal. Banyak kebutuhan Vanesa yang akhirnya tidak terpenuhi. Hal ini membuat Vanesa marah dan tidak mau menaati orang tuanya. Dia juga jarang sekali berdoa.

Himpitan ekonomi juga mempengaruhi psikologis orang tuanya. Sampai akhirnya ibunya mengambil keputusan untuk meninggalkan keluarganya secara diam-diam.

Sampai suatu hari Vanesa belajar tentang Kisah Ayub melalui kurikulum Superbook di sekolah minggunya, di GSJA Elshaday Makalelon, Minahasa. Vanesa belajar bahwa Ayub begitu taat dan setia dalam semua penderitaannya. Vanesa kemudian berdoa dan percaya bahwa Tuhan sanggup menolong dia dan keluarganya.

Baca juga : MAU SUNGGUH-SUNGGUH MENGASIHI ADIK

Melewati kesulitan itu, Vanesa berusaha bertahan dengan imannya. Mulai saat itu, ia menjadi lebih taat pada ayahnya saat diminta untuk menyiapkan makanan di rumah dan membantu membereskan rumah.

Di suatu Minggu, Vanesa datang kembali ke sekolah minggu dengan sedih hati. Saat ibadah berakhir, dia meninggalkan sepucuk surat untuk guru sekolah minggunya yang berisi kerinduan agar bisa bertemu dengan ibunya lagi. Dalam surat, dia juga berdoa kepada Tuhan agar dia dan ibunya dipertemukan kembali.

Baca juga : PERUBAHAN GRACE MENGUATKAN IBUNYA YANG PUTUS ASA

Minggu berikutnya, Vanesa datang kembali dan bercerita dengan sukacita bahwa Tuhan telah menjawab doanya selama ini. Akhirnya dia bisa bertemu dengan ibunya lagi! Ternyata selama ini ibunya pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Vanesa kini mendoakan agar kedua orang tuanya mampu menebus ‘tanggung jawab’ yang selama ini belum dilunasi.

Riris Pakpahan

Fasilitator Minahasa