Andini Dima (10 tahun) adalah salah satu anak yang mengikuti School of Life (SoL) di GBI Watumbaka, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sejak usia 7 tahun, Andini sudah berpisah dengan ibunya karena sang ibu lebih memilih mengikuti ayahnya di Makassar dan hidup jauh dari Tuhan. Namun Andini berkomitmen untuk tidak mengikuti ibunya ke Makassar.

Baca juga : KISAH ORANG SAMARIA BAIK HATI UBAHKAN HIDUPKU

Andini tinggal dengan kakak sepupunya yang baru tamat SMA dan dibiayai oleh paman, bibi, dan nenek dari keluarga ibunya. Kadang, ibunya juga mengirimkan uang untuk biaya hidup Andini dan sering pulang berlibur ke Sumba.

“Sebagai seorang anak, saya tetap butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua saya. Namun, karena iman saya kepada Tuhan Yesus, saya putuskan berpisah dari orang tua saya,” kisah Andirini  pada saat belajar Bahasa Inggris di School of Life.

School of Life adalah program pengembangan kehidupan anak secara holistik, mulai dari sekolah, spiritual, bahkan minat bakat anak. Andini ikut School of Life sejak bulan April lalu. Sebelum mengikuti program ini, Andini tergolong biasa saja dalam kelas. Puji Tuhan, sejak ikut School of Life, Andini meraih peringkat 10 besar di kelasnya. Kakak sepupu Andini sangat senang melihat perubahan yang dialami adik sepupunya. Ia sering menceritakan keaadaan Andini yang sekarang pada orang tuanya di Makassar. 

Baca juga : PENGAMPUNAN TUHAN MEMBUATKU TIDAK MENDENDAM LAGI

Kini, hanya satu yang menjadi kerinduan Andini, yaitu dapat berkumpul kembali dengan orang tuanya dan beribadah bersama-sama, dan menjadikan Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat mereka. Mari kita dukung kerinduan Andini di dalam setiap doa-doa kita.

 

Daniel Okta

Content Writer