“Aduh, belum juga dicoba sudah takut duluan dan menangis. Bagaimana kamu bisa sukses nantinya nak?”
Pernahkah Superparents berpikiran hal yang sama? Anak takut mencoba, tidak percaya diri, manja, sulit diatur, tidak mau mendengarkan orang tua, cenderung memberontak dan tantrum, berujung kita memikirkan masa depan anak karena tingkahnya ini. Hati-hati ya Superparents, jangan-jangan mereka seperti itu karena pola asuh kita yang kurang tepat.
Pola asuh yang kurang tepat ternyata tidak baik lho untuk anak, karena efeknya tidak hanya dirasakan saat ini saja, bahkan sampai anak dewasa lho. Oleh karenanya, yuk sedari dini kita mulai perbaiki pola asuh kita terhadap anak lewat tidak melakukan 7 hal “terlarang” ini:
Baca juga : ALASAN KENAPA TUHAN MEMBIARKAN HAL BURUK TERJADI YANG MUDAH DIJELASKAN KEPADA ANAK
Bangun tidur, ibunya yang membereskan kasur. Apa-apa diambilin oleh orang tuanya. Intinya pekerjaan sesimple apapun, orang tua yang mengerjakannya untuk anak dan orang tua selalu mengabulkan permintaan anaknya. Akibatnya anak menjadi kurang berusaha, kurang mandiri, dan mudah menyalahkan orang lain lho.
Saking kesalnya, nada tinggi selalu digunakan orang tua untuk berbicara pada anak. Akhirnya bukannya anak menjadi penurut atau kuat, malah mental anak menjadi hancur, tidak percaya diri, dan rentan depresi.
Helicopter parenting adalah saat anak melakukan semua hal, orang tua mengawasi dan mengatur anaknya. Terkadang bahkan orang tua berperan layaknya asisten pribadi si anak. Pola asuh seperti ini bisa membuat anak menjadi depresi, tidak kreaif, dan kurang bisa menyelesaikan masalah.
Anak itu perlu tidur yang cukup agar perkembangan mental dan kesehatannya bisa berjalan maksimal. Kalau masih kecil saja waktu tidurnya sudah tidak karuan, perkembangan mereka bisa terganggu dan akhirnya jadi kebiasaan yang tidak baik saat dewasa. Misalkan tidur terlalu malam atau bagun terlalu siang.
Baca juga : INILAH 3 KARAKTER YANG WAJIB ANAK MILIKI UNTUK MENJADI PAHLAWAN SECARA KRISTIANI
Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi konsumsi anak pada TV dan HP. Kebiasaan ini bisa mengganggu fokus anak dan bahkan anak cenderung bisa melakukan bullying.
Ketika Superparents lebih sering melihat HP daripada bermain, memperhatikan, dan mendengarkan anak, mereka akan merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Anak-anak juga bisa menuntut untuk ikut bermain HP kalau orang tuanya sendiri memegang HP saat bersama mereka.
Anak membutuhkan perhatian dan sikap empati dari kita. Jika Superparents terlampau cuek dan dingin apalagi saat anak sedang memiliki masalah, itu bisa berdampak pada pola pikir serta kepribadian anak nantinya lho. Mereka bisa mengalami gangguan kecemasan dan depresi.
Nah kira-kira adakah dari ketujuh poin diatas ini yang masih Superparents lakukan? Kalau ada, yuk sebaiknya kita kurangi bahkan hilangkan agar anak bisa sukses kedepannya.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK