ARTICLE

Fri - Jan 26, 2018 / 4954 /

Waspada Penyakit Japanese Encephalitis Karena Bisa Merenggut Nyawa

Awal bulan ini keluarga Ibu Yulia dirudung duka. Sang anak dipanggil Tuhan karena penyakit yang dideritanya. Penyakit ini masih jarang dikenali di Indonesia. Karena itu, sebaiknya orang tua yang mempunyai anak kecil perlu berhati-hati jika mengalamai gejala yang dirasakan oleh anak Ibu Yulia.

Gavriella, balita berusia 2 tahun ini awalanya mengalami demam yang cukup tinggi. Ia mengeluh perutnya sakit tapi tidak diare. Saat keluarganya membawa ke rumah sakit, ia menjalani berbagai macam pemeriksaan. Sambil menunggu obat, tak lama badannya menggigil dan suhunya naik menjadi 41 derajat.

Badannya kemudian kejang-kejang dan membutuhkan oksigen. Akhirnya Ia dipasangi alat monitor. Tak lama jantung Gavriella berdenyut cepat dan muntah-muntah sehingga dokter memasukkannya kedalam PICU (ICU khusus anak).

Setelah dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh, ternyata Gavriella mengidap penyakit Japanese Encephalitis. Seminggu berjuang, ia akhirnya dipanggil Tuhan.  

Sumber: theAsianparent

Penyakit ini disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang biasanya banyak terdapat di daerah persawahan maupun peternakan. Sebagian besar penderita penyakit ini hanya menunjukkan ringan bahkan tidak nampak sama sekali.

Sumber: The Indian Express

Gejala

Gejala dapat muncul 5-15 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi virus. Gejala awal yang muncul dapat  berupa demam, menggigil, sakit kepala, lemah, mual, dan muntah. Kurang lebih 1 dari 200 penderita infeksi japanese encephalitis menunjukkan gejala yang berat yang berkaitan dengan peradangan pada otak (encephalitis), berupa  demam tinggi mendadak, sakit kepala, kaku pada tengkuk, disorientasi, koma (penurunan kesadaran), kejang, dan kelumpuhan.

Sekitar 20% - 30% kasus ini berakibat fatal. Meski gejala akut telah mereda, pasien yang selamat dari infeksi ini masih akan mengalami dementia, delusi, dan derilium. Saat ini tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit japanese encephalitis.

 
Sumber: Christoph Gelsdorf, MD

Pengobatan

Pengobatan yang  diberikan biasanya istirahat, pemenuhan kebutuhan cairan harian, pemberian obat pengurang demam, dan pemberian obat pengurang nyeri. Pasien perlu dirawat inap supaya dapat diobservasi dengan ketat, sehingga penanganan yang tepat bisa segera diberikan bila timbul gejala gangguan saraf atau komplikasi lainnya.

Pencegahan

Untuk pencegahan, Anda dapat melakukan vaksinasi japanese encephalitis. Vaksin ini dapat diberikan mulai usia 2 bulan hingga dewasa. Vaksin ini perlu diberikan 2 kali, dengan jarak antar pemberian vaksin 28 hari. Selain itu, pakailah lotion, pakaian tertutup, dan kurangi aktivitas luar ruangan saat sore dan malam hari karena nyamuk ini akan banyak pada saat musim hujan.

Sumber: dari berbagai sumber

Baca juga:

5 AYAT YANG BISA MENGUATKAN KAMU DAN KELUARGA SAAT SAKIT

INI CARANYA UNTUK MEMBESARKAN ANAK YANG JENIUS

HATI-HATI, WABAH PENYAKIT DIFTERI MASIH BERLANJUT! KENALI PENYAKIT INI DAN PENCEGAHANNYA

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK