Tidak mudah membuat anak yang sedang menangis itu menjadi tenang kembali. Wah apalagi kalau sudah nangis, tantrum pula, semakin jadi pergumulan ya untuk meredakannya. Mereka memang punya cara sendiri untuk mengungkapkan sesuatu, ya salah satunya dengan menangis.
Kalau sebagai orangtua sedang dalam masa yang tidak baik atau ‘bad mood’, bisa-bisa emosi kita yang keluar ya. Entah jadinya memarahi anak tersebut atau bahkan membentaknya. Nah tapi SuperParents, sebaiknya anak yang menangis itu jangan dibentak lho! Kenapa begitu?
Baca juga : CARA AMPUH MENGATASI PERTENGKARAN DAN PERKELAHIAN ANAK
Ketika dibentak, rasa minder dan rendah diri akan muncul di benak mereka. Karena ketakutan besok-besok dibentak lagi, kedepannya mereka juga jadi takut untuk mencoba hal-hal baru. Dalam pikirannya, ‘nanti aku salah lagi, ‘nanti aku dimarahi’, atau ‘ini benar nggak ya?’.
Ini bahaya ketika anak sudah beranjak dewasa karena mereka tidak bisa menentukan keputusan sendiri. Mereka terlalu ragu dan merasa tidak percaya diri terhadap pilihannya.
Keras dibalas keras. Inilah yang pada akhirnya membentuk kepribadian anak. Saat mereka menangis, mungkin mereka mau mengungkapkan sesuatu hal tapi tidak tahu caranya atau tidak berhasil didengar dengan baik oleh orangtua. Ujung-ujungnya, mereka kepahitan dan mudah marah.
Jadi selesaikan masalah anak menangis ini dengan sabar dan bertanya kenapa ia menangis dan jelaskan padanya bahwa ia tidak perlu menangis kalau mau orangtuanya mengerti apa yang ia inginkan.
Baca juga : BERIKAN ANAK MOTIVASI DENGAN 7 CARA EFEKTIF MEMBERIKAN PUJIAN
Karena merasa sakit hati dengan bentakan yang dilayangkan orangtuanya, anak bisa bertumbuh menjadi pribadi yang menantang dan suka membantah orang tua. Mereka merasa bahwa saat orangtua membentak ketika menangis, itu bukanlah sebuah penyelesaian masalah, namun menimbulkan luka dalam hati mereka. Inilah akar yang membuat mereka menjadi keras kepala.
Inilah salah satu akar sifat anak yang masih berhubungan dengan poin satu dan dua. Ketika anak menjadi minder dan tidak percaya diri, ia akan cenderung menarik diri dari pergaulan dan tidak pandai mengungkapkan apa yang ia rasakan atau pikirkan.
Karena penyelesaian masalah tangisan mereka dibalas dengan bentakan, yang berarti sebenarnya masalah tidak selesai, mereka akan tumbuh cuek dan cenderung apatis terhadap lingkungan sekitarnya.
Memang tangisan anak itu mengganggu, tapi jika kita menghadapinya dengan sabar dan cinta, anak bisa kok berhenti menangis, lalu mengungkapkan baik-baik apa yang ia rasakan dan pikirkan. Tangisan berubah jadi tawa.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK