ARTICLE

Wed - Mar 21, 2018 / 2566 /

Hari ini Indonesia Disapa oleh Fenomena Alam “Hari Tanpa Bayangan”

Hari ini terjadi kembali fenomena alam yang menyapa Indonesia, yaitu hari tanpa bayangan. Apa itu hari tanpa bayangan? Fenomena ini terjadi karena matahari akan berada tepat di atas ekuator atau garis katulistiwa. Dampaknya, akan memberi suhu yang lebih panas di siang hari.

Karena matahari terletak tepat di atas kepala, menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)Thomas Djamaluddin akan mengakibatkan tidak ada bayangan. 'Fenomena biasa saja, tidak ada harus diteliti atau dikhawatirkan. Ini bagian edukasi publik,” kata Thomas.

Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat harus waspada akan adanya hoax yang bersliweran terkait fenomena ini. Kabar itu tidak benar. “Ada kabar hoax saat matahari tepat di atas kepala, yaitu menimbulkan suhu tinggi gelombang panas. Itu tidak benar. Suhu permukaan bumi tetap, variasi tidak terlalu besar, tiap tahun terjadi,' tegas dia.

Fenomena ini memang  memberikan dampak Solistice (titik balik matahari), jadi akan terasa lebih terik pada periode tersebut, tapi tidak berbahaya. Solistice adalah ketika matahari berada di titik paling utara atau paling selatan. Solstice, dengan demikian, juga bisa dibilang sebagai penanda puncak musim dingin atau panas. 

Sumber: newsinfo.inquirer.net

'Peristiwa ini disebut hari nir bayangan atau Hari Tanpa Bayangan. Kejadiannya bisa dua kali setahun. Kalau tahun ini 21 Maret dan 23 September 2018,' ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jasyanto.

Peristiwa tersebut bisa terjadi lantaran Bumi mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dalam periode 365 hari. Garis edar Bumi yang berbentuk lonjong, membuatnya bergerak lebih cepat dan kadang bisa bergerak lebih lambat. Sementara, bidang edar dari Bumi disebut sebagai bidang ekliptika. Bidangnya miring 23,4 derajat ke bidang ekuator.

Dengan demikian, Matahari akan tampak di atas belahan Bumi selatan selama sekitar setengah tahun, dan akan berada di atas belahan Bumi selatan dalam setengah tahun sisanya. 'Perubahan posisi tampak Matahari ini menyebabkan perubahan musim, misalnya empat musim di wilayah subtropis dan musim kering-basah di Indonesia,' paparnya.

Secara ilmiah, peristiwa tersebut disebut dengan julukan Vernal Equinox (vernus yang artinya musim semi, equus yang artiya sama, dan noct yang artinya malam). Pasalnya, pada hari itu, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan berjalan sama, yakni 12 jam.

Wilayah ekuator Indonesia misalnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Matahari nanti akan berada di atas kepala di siang hari, sehingga tugu tegak akan jelas terlihat tanpa bayangan.Dan pada 21 Maret 2018, Matahari akan mencapai titik puncak pada pukul 11.50 WIB. Titik tersebut dinamai titik kulminasi.

Hari nir bayangan tidak hanya terjadi di Pontianak atau kota-kota yang dilewati garis ekuator. Kota-kota di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara juga akan mengalaminya. Kondisi itu akan terjadi di Kota Denpasar pada 26 Februari dan 16 Oktober 2018.

Sumber: dari berbagai sumber

Baca juga:

JANGAN PAKSAKAN 6 HAL INI KEPADA ANAK SUPAYA MEREKA TIDAK MEMBERONTAK

TERNYATA INI LHO PENGHALANG DOA KITA DIKABULKAN OLEH TUHAN

KEREN! RABU BESOK AKAN ADA GERHANA SUPER BLUE BLOOD MOON

 

 

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK