Siapa kita saat ini? Apakah kita seorang, orang tua, seorang rekan sekerja, seorang tetangga, seorang sahabat, seorang saudara atau bahkan seorang anak? Apakah posisi kita saat ini bisa menjadi dampak dan menolong orang lain?
Jawabannya, iya. Namun sayangnya, segelintir rutinitas, target, atau bahkan kekhawatiran pribadi membuat kita akhirnya hanya fokus pada diri sendiri dan kita gak peka bahwa ada orang lain yang juga membutuhkan bantuan kita dan posisi kita ini sangat mampu menolong mereka. Bantuan tidak selalu harus berupa materi namun bisa juga sebuah senyuman, bantuan kecil, atau bahkan hanya telinga yang mau mendengarkan.
Alkitab mengingatkan kita dalam Galatia 6:9, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Ayat ini meneguhkan bahwa setiap kebaikan yang kita berikan tidak pernah sia-sia, walau mungkin tidak langsung terlihat hasilnya.
BACA JUGA: Berani Mengambil Langkah Iman seperti Ester
Salah satu contoh luar biasa dalam Alkitab adalah Ratu Ester. Ia bisa saja memilih untuk hidup nyaman di istana dan membiarkan bangsanya binasa. Tapi ia sadar, posisinya sebagai ratu bukanlah kebetulan. Ia memilih untuk mengambil risiko, menyuarakan kebenaran, dan menyelamatkan bangsanya. Keberaniannya datang bukan karena kekuatannya sendiri, tapi karena ia percaya Tuhan menempatkannya di posisi itu untuk tujuan mulia.
Hari ini, mungkin kita bukan seorang ratu seperti Ester. Tapi kita punya peran, posisi, dan pengaruh yang bisa digunakan untuk menolong orang lain—baik itu sebagai orang tua, teman, guru, tetangga, bahkan sebagai saudara dan sebagai anak.
Kadang, menolong orang lain tidak selalu harus besar. Bisa jadi sesederhana mendengarkan keluh kesah, atau memberikan kata-kata penguat bagi orang lain. Sekecil apa pun tindakan kita—menghibur, mendengarkan, atau memberikan pertolongan—itu bisa menjadi jawaban doa bagi seseorang.
Mulai hari ini: Lihatlah sekeliling—Tuhan sedang menunggumu jadi jawaban doa seseorang.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK