Baju merah, kue manis, bertandang ke kerabat, saling mengucapkan selamat, tidak boleh menyapu saat sore dan malam hari, masih banyak lagi ya hal-hal yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek. Imlek yang biasa dirayakan oleh masyarakat Tionghoa sudah menjadi tradisi yang diturunkan turun temurun.
Nah tradisi ini kadang menjadi polemik sendiri di kalangan Tionghoa yang sudah mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sebenarnya tahun baru Imlek sendiri awalnya adalah hari raya panen dan merupakan hari raya terpenting, karena menandakan berakhirnya musim dingin untuk memasuki musim semi. Tahun baru ini juga disebut Hari Raya Panen atau Musim Semi.
Baca juga : MENGUBAH DUNIA LEWAT PENCARIAN JATI DIRI, PASTI KAMU JUGA BISA SEPERTI DIA!
Pada hari raya ini memang terdapat beberapa kepercayaan seperti memasang petasan untuk mengusir roh-roh jahat, memasang kain atau memakai baju merah untuk menakuti makhluk yang bernama Nian (suka memakan manusia) maupun roh-roh jahat lainnya, membeli makanan manis, dan memakai baju baru.
Bagi orang Kristen, kebiasaan-kebiasaan ini bisa dikatakan hanya untuk sekedar menambah semarak perayaan Imlek. Bukan berarti mempercayai makna yang terkandung dari tradisi tersebut. Banyak lho suku-suku di Indonesia juga yang memiliki tradisi sampai sekarang dan beberapa masih menganutnya.
Ingatlah sebagai orang percaya, kita harus bersandar pada pengertian Tuhan. “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”Amsal 3:5-6.
Perlu kita ketahui juga seperti kata Tuhan Yesus di Matius 15: 3, saat Ia memberi jawab kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat bahwa, “Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?' Yesus dengan sangat tegas mengecam orang Yahudi yang sangat memelihara adat istiadat nenek moyang tetapi melanggar firman Tuhan.
Baca juga : MANTAN MISS UNIVERSE MEMBERIKAN KEMULIAAN KEPADA TUHAN YESUS DI DEPAN BANYAK ORANG
Hal ini sudah jelas-jelas tidak boleh terjadi di dalam ke-Kristenan, kita tidak boleh melanggar ketetapan firmanNya karena lebih mementingkan adat istiadat. Jikalau di dalam adat istiadat ada hal-hal yang bisa mendorong orang untuk berbuat dosa, janganlah lakukan itu.
Di dalam hal adat-istiadat ada banyak hal positif dan juga ada hal negatif. Dari segi negatif ada hal-hal mistik di dalam adat istiadat dan kita harus hati-hati di dalamnya.Tetapi hal yang terpenting adalah jangan sampai kita ikut-ikutan sampai melupakan dua hal ini, yaitu masalah spiritual dan masalah moral.
Jadi kesimpulannya kita boleh merayakan Imlek sebagai tahun baru yang sudah Tuhan berikan untuk membawa pengharapan baru kepada kita. Tetaplah mengucap syukur kepada Allah atas kemurahan dan pemeliharaan-Nya selama ini dan tahun berikutnya. Melalui hari raya ini, kita juga bisa menggunakannya sebagai sarana silahturahmi kepada sanak saudara sambil berbagi sukacita Injil kepada mereka.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK