Baru-baru ini kita dihebohkan dengan kasus anak SMP yang menendang seorang nenek di pinggir jalan, atau anak yang mem-bully temannya dengan memakaikannya helm lalu menendang dan memukulnya sampai pingsan. Ini adalah gambaran orang tua yang kurang mampu mendisplinkan anak-anaknya sehingga mereka tumbuh dengan brutal tanpa kasih.
Tidak ada orang tua yang tidak berjuang membuat anaknya patuh, dan itu bisa menjadi pengalaman yang menyiksa. Tantangannya membuat anak mau melakukannya tanpa ada kepahitan dalam hatinya. Firman Tuhan sebenarnya sudah memberikan arahan bagi kita untuk memenuhi tantangan tersebut. Lalu bagaimana kalau mereka tidak mau melakukannya?
Pertama, penting untuk memahami bagaimana gaya pengasuhan Superparents. Mungkin selama ini justru gaya parenting Superparents kurang tepat karena masih mudah melakukan kemarahan yang tidak berlandaskan kasih. Itu bukanlah disiplin yang Alkitabiah. Dua studi kasus - satu sosiologis dan yang lainnya alkitabiah - menunjukkan kepada kita cara yang tepat, yaitu disiplin yang saleh.
Sosiolog Reuben Hill melakukan penelitian terhadap ribuan remaja dan orang tua di Minnesota. Hill menempatkan semua penelitiannya pada grid dengan sumbu x, sumbu y, dan empat kuadran. Sumbu horizontal mengukur seberapa banyak disiplin atau kontrol yang dilakukan orang tua dalam hubungan mereka dengan anak mereka. Sumbu vertikal mengukur cinta. Hill menemukan bahwa gaya pengasuhan yang berbeda menghasilkan respons yang berbeda di antara anak-anak. Di bawah ini adalah ringkasan penelitian Reuben Hill, seperti yang disajikan oleh Dr. Richard Meier dalam seminar tentang parenting, Minirth-Meier Clinic, Dallas, Texas, 1988.
Baca juga : RAHASIA MENDIDIK DAN MEMBESARKAN ANAK AGAR SUKSES DI MASA DEPAN
Kuadran kiri atas mewakili orang tua yang cinta tinggi tetapi rendah disiplin. Studi ini mengungkapkan bahwa orang tua yang permisif cenderung menghasilkan anak-anak dengan harga diri yang sangat rendah dan perasaan rendah diri. Meskipun orang tua mengungkapkan banyak cinta, kurangnya batasan membuat anak-anak mereka memiliki tingkat ketidakamanan yang tinggi. Anak-anak merasa dicintai, tetapi mereka tidak pernah yakin dengan batasan mereka. Orang tua mereka umumnya takut mengacaukan dan
merusak jiwa anak-anak mereka, sehingga mereka tidak pernah menetapkan batasan yang tegas. Anak-anak merasa sangat dicintai namun sangat tidak yakin dengan diri mereka sendiri.
Kuadran kiri bawah termasuk yang terburuk dari keempat kombinasi. Orang tua seperti ini tidak mengungkapkan banyak cinta dan juga tidak terlalu peduli untuk mendisiplinkan. Anak-anak mereka cenderung tumbuh dengan sedikit atau tanpa hubungan yang langgeng dengan orang tuanya. Mereka terasing karena merasa ditinggalkan. Pengabaian orang tua mungkin tidak selalu disengaja. Orang tua mungkin masih trauma dan mengalami kekacauan sendiri, contohnya pernah diperlakukan orang tuanya kasar. Mereka tidak sengaja ingin mengabaikan anak-anak mereka, tetapi tidak tahu bagaimana menangani masalah mereka sendiri dan menjadi orang tua yang sehat. Anak-anak ini tumbuh dengan bekas luka emosional yang luar biasa dalam, dan satu-satunya harapan mereka adalah menemukan Kristus, dikelilingi oleh panutan yang saleh, dan mendapatkan konseling Kristen yang baik.
Baca juga : 10 TIPS MEMULAI RENUNGAN KELUARGA YANG PERTAMA BERSAMA ANAK-ANAK SUPER PARENT
Orang tua seperti ini tidak mengungkapkan cinta dan kasih sayang dengan baik tetapi sangat tinggi dalam disiplin. Mereka membesarkan anak-anak yang nantinya rentan menjadi pemberontak, karena tuntutan keharusan yang tinggi. Orang tua seakan harus memenangkan setiap pertempuran, komunikasi terbentuk penuh pertengkaran dan perkelahian, terutama saat mereka remaja sampai dewasa. Ketika Paulus memberi tahu orang-orang Efesus untuk tidak mengoreksi anak-anak mereka secara berlebihan dan membuat mereka jengkel. Paulus memperingatkan para orang tua agar tidak terlalu otoriter, sehingga membuat anaknya justru menolak iman Kristen sama sekali.
Mereka yang mendarat di kuadran kanan atas memberikan kombinasi cinta dan disiplin terbaik. Orang tua seperti ini, tidak otoriter yang keras, tetapi otoritas yang penuh kasih sayang namun tegas. Mereka memiliki batasan yang jelas tetapi juga sangat penuh kasih. Semua orang tahu siapa bosnya, tetapi ada juga hubungan antara orang tua dan anak, ada sikap saling menghormati tapi juga tidak mengorbankan kebutuhan disipliner mereka. Hasilnya anak akan memiliki harga diri yang tinggi, dilengkapi dengan keterampilan mengatasi masalah dengan baik. Ini karena orang tua yang mengekspresikan cinta dengan baik dan mempertahankan tingkat kontrol yang tinggi di rumah mereka.
Dari 4 gaya pengasuhan ini, sebaiknya lakukanlah gaya parenting Authoritative Parent. Tetapi sebelum beralih ke studi kasus Alkitabiah kita, pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini: Menurut Superparents, gaya parenting apa yang selama ini kita lakukan?
Tahun 2023, CBN akan segera launching modul yang membantu orang tua dalam mendidik anak sesuai dengan firman Tuhan. Mari kita dukung bersama The Parenting Project agar hadir di setiap gereja di Indonesia!
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK