ARTICLE

Thu - Jun 07, 2018 / 3100 / Parenting

3 Kesalahan Fatal yang Biasa Dilakukan Oleh Orang Tua Pada Anak Pertamanya

Kesan pertama menjadi orang tua tidak selalu mudah. Butuh banyak energi dan penyesuaian karena belum terbiasa. Harus belajar menjadi orang tua yang baik mulai dari memandikan anak, menggendong, memakaikan baju, dan bahkan mengerti gaya bahasa anak. Kita berusaha semaksimal mungkin menjadi orang tua terbaik untuknya.

Tapi sayangnya, dikutip dari Firstthing, Dr. Kevin Leman, penulis buku First-Time Mom, mengatakan bahwa banyak orang tua yang baru memiliki anak berusaha menjadi yang terbaik, namun kenyataannya mendorong atau mendidik anak terlalu keras. Ini dikarenakan orang tua punya kecenderungan untuk membesarkan anak pertama menjadi anak yang sangat sempurna. Hasilnya anak bisa terkubur dalam sebuah ekspektasi belaka yang tidak kesampaian dengan sempurna.

Nah kalau SuperParents tidak ingin salah dalam mengasuh anak pertama, sebaiknya hindari hal ini ya:

Baca juga: DARURAT INTOLERANSI PADA GENERASI ANAK! INI YANG BISA GEREJA DAN KELUARGA LAKUKAN

 

1. Terlalu kritis dan apa-apa harus selalu sempurna

Ketika saya memasuki kelas 1 SD, mama selalu menemani saya belajar. Hampir setiap malam, mama memaksa saya untuk mampu membaca satu kalimat dengan sempurna dalam 3-4 kali ejaan. Jika tidak bisa maka saya harus mendengar teriakannya,'Salah kak, ulangi lagi! Ayo buruan, pasti bisa!' Mungkin bagi beberapa orang tua itu baik, tetapi anak bisa saja merasa tertekan karena memang kemampuannya belum setara orang dewasa atau anak lainnya.

Semua butuh proses. Anak-anak membutuhkan proses untuk belajar menjadi lebih baik dan itu tidak instan. Jadi, terimalah anak apa adanya dan akui bahwa dia bisa dan akan mahir dalam segala hal suatu saat nanti. Jangan memaksakan semuanya harus sempurna seperti yang kita inginkan.

Sumber: Caregiver in Canada

 

2. Terlalu disiplin

Pengalaman pertama kali menjadi orang tua mungkin saja membuat kita kurang mengenal perilaku anak, sehingga mendisiplinkan mereka secara berlebihan. Tujuan kita mungkin bukan untuk mengendalikan, tapi menunjukkan otoritas sebagai orang tua dengan cara yang sehat. Tapi terlalu kaku dan keras kepada anak tidak selamanya baik.

Anak justru ketika besar bisa memberontak karena merasa sudah punya power dan kemampuan untuk bertindak. Mereka yang saat kecil merasa dikekang, alih-alih orang tuanya menginginkan anaknya disiplin, malah jadinya kepahitan karena menyalah-artikan cara mendisiplinkannya.

Gunakan cara yang tepat dan berikan konsekuensi jika anak melanggarnya. Jangan lupa berikan reward berupa pujian dan penghargaan jika anak sudah melakukan bagiannya supaya mereka terus termotivasi.

 

3. Kurang disiplin

Ada yang berlebihan, ada juga yang justru terlalu luwes sampai-sampai anaknya menjadi manja. Justru banyak orang tua zaman now yang terlalu lembek mendisiplinkan anak, dengan menganggap mereka sudah cukup bisa bertanggung jawab atas perilakunya. Atau malah karena orang tuanya terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikan perkembangan anaknya.

Baca juga: TANAMKAN TOLERANSI PADA ANAK SEJAK DINI DENGAN TIPS BERIKUT INI

Anak-anak membutuhkan sebuah kebebasan, tapi juga perlu dibimbing dan dijaga dalam pembelajarannya. Bukan dilepas begitu saja atau diikat dengan aturan sepihak yang melukai hati mereka, ditambah dengan konsekuensi yang berat.

Nah, itulah 3 perangkap yang salah dan sering sekali dilakukan oleh orang tua yang baru memiliki anak pertama. Tuhan memberikan anak untuk kita, bukan berarti kita memiliki kehendak bebas penuh untuk mengatur mereka sesuai keinginan kita. Mintalah kebijaksanaan kepada Tuhan dan juga hikmat, sekiranya Dia menuntun kita menjadi orang tua yang benar, layak, dan mampu membimbing mereka seperti yang Allah kehendaki.

Sumber : Familylife.com/ jawaban.com

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Contasia Christie

Penulis Konten
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK