Forlantino Tatika yang sering dipanggil Olan (6 tahun) adalah anak yang periang dan aktif. Olan punya karakter tidak mau mengakui kesalahan karena takut dihukum. Saat Olan dipukul oleh adiknya yang berusia 2 tahun, ia akan cepat membalas dan tidak mau mengakuinya.

Saat ia mengikuti kebaktian di sekolah Minggu Gereja Masehi Protestan Umum Kalvari Sumompo, ia belajar tentang Modul Pertempuran Terakhir dari Superbook. Diceritakan pada kisah dilema Chris dan Joy, Chris mengakui kesalahannya pada orangtuanya karena ia telah melanggar hal yang dilarang oleh ayahnya.

Awalnya ia takut karena kesalahannya mengakibatkan kebakaran pada rumahnya. Tapi akhirnya setelah belajar dari pertempuran iman terakhir yang tercatat di Alkitab, Chris memberanikan diri mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Pelajaran inilah yang mengena pada Olan.

Setelah pelajaran, Guru sekolah Minggunya bertanya kepada anak-anak, siapa yang pernah merasakan apa yang dirasakan oleh Chris. Olan pun mengangkat tangan dan mengakui segala kesalahan yang ia pernah lakukan. Kini ia berani mengakui kesalahannya dan siap menanggung konsekuensi karena percaya Tuhan Yesus mengampuninya.

Perubahan demi perubahan dirasakan oleh keluarga Olan. Menurut pengakuan Omanya Olan, Olan sering mengingatkan omanya untuk membaca Alkitab dan berdoa. Olan seakan menjadi alarm bagi omanya yang telah merawat dan mendidiknya selama ini. Bukan hanya itu saja, Olan selalu berkata kepada omanya, “Oma, Olan minta maaf kalua Olan salah ya.” Rasa haru dan bangga omanya rasakan. Omanya menceritakan semuanya itu dengan tatapan berkaca-kaca dan haru.

Guru sekolah Minggunya pun merasakan perubahan yang berarti pada Olan. Ia rajin ke sekolah Minggu dan membawa kebahagiaan di kelas. Olan bahkan datang lebih awal dibandingkan anak lainnya. Kiranya kesaksian Olan ini bisa menjadi teladan bagi anak-anak maupun guru sekolah Minggu lainnya di Indonesia.

Tuhan memberkati

Blandina Masoh

Fasilitator Superbook - Manado