Entah kenapa sejak kecil, Debora tumbuh menjadi anak yang agak tomboi. Ia mudah marah dan berkelahi dengan teman atau saudaranya tanpa memandang umur. “Sikapnya agak kasar,” kata ibunya yang sehari-hari bekerja sebagai guru di sebuah sekolah di Sumba. Debora juga malas ke sekolah Minggu.

Sampai suatu ketika, Debora terpaksa datang sekolah Minggu karena dipaksa oleh ibunya. Saat itu, guru sekolah Minggu (GSM) sedang mengajar tentang kisah Musa, ‘Bebaskan Umat-Ku!’ dari kurikulum Superbook di Gereja Kristen Sumba Jemaat Kojonga Bakul. Melalui pelajaran ini, Debora belajar dari Musa yang taat kepada Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Sedangkan Debora masih malas ke sekolah Minggu. Ketika GSM mengajak anak-anak berdoa, Debora langsung ikut dan berjanji mau taat seperti Musa.

Baca juga : SETELAH MENGANDALKAN TUHAN, ANAK INI BISA MEMBELI BUKU DAN SERAGAM

Sejak itulah hidup Debora berubah. Ia rajin datang ke sekolah Minggu, bahkan mengajak teman-temannya. Dia juga tidak pernah berkelahi lagi, lebih mengalah, dan menyayangi saudaranya. Tapi selang 4 bulan berlalu, ayah Debora mengalami kecelakaan kerja dan meninggal. Kejadian ini membuat Debora sekeluarga berduka dan ibunya menjadi takut tidak bisa mendidik anak-anak untuk taat kepada Tuhan karena tidak ada sosok ayah.

Namun beberapa bulan berlalu setelah meninggalnya ayah, ketakutan ibunya tidak terjadi. Debora tetap rajin sekolah Minggu, rajin berdoa, dan sikapnya semakin baik. Hal ini menjadi penghiburan tersendiri bagi ibunya yang harus seorang diri berjuang membesarkan keempat anaknya. Kiranya perubahan sikap Debora bisa menjadi teladan bagi anak-anak lainnya dan semakin banyak keluarga yang diberkati.

Umbu Maramba

Fasilitator Superbook - Sumba