Pergaulan buruk merusak kebiasaan baik ternyata terbukti dari kisah hidup Breadly Samuel Polii. Ia mudah sekali terpengaruh kebiasaan buruk teman-temannya. Temperamental yang keras membuat emosinya gampang terpancing dengan masalah sekecil apapun. Tak jarang ia memukul adik dan temannya, bahkan membuatnya sering terlibat perkelahian antar anak SD di daerahnya meskipun usianya baru 10 tahun. Di sekolah pun ia sulit berkonsentrasi sehingga nilai-nilai ulangannya jelek.

Sejak bulan Mei Sekolah Minggu GSJA Maumbi Watutumou bergabung dengan kurikulum Sekolah Minggu Superbook. Di modul pertama melalui kisah Tipuan si Ular, Breadly melihat bahwa Allah mau setiap anak Tuhan menjadi taat dan mendengar perintah-Nya. Breadly sadar bahwa selama ini ia tidak taat pada Allah.

Perubahan sikap Breadly dilihat oleh ibu Arlyne Walanda sebagai Ibunya. Di rumah, kini Breadly sering menasehati adiknya untuk taat dan menerima teguran dari mamanya. Breadly menyadari bahwa setiap teguran dari orang tua adalah bentuk kasih sayang agar anaknya menjadi taat. Sekarang Breadly lebih tenang dan bisa mengontrol emosinya.

Breadly juga pernah berjanji mendapat nilai-nilai bagus di sekolahnya. Ia berhasil membuktikan kata-katanya dan semua itu dilakukan tanpa mencontek sama sekali. Sekarang Breadly pun lebih rajin dan semangat saat di kelas Sekolah Minggu.(RP/CG)

Oleh Riris Pakpahan (Facilitator Superbook – Minahasa)

Carryn Graciano

Penulis Konten