Punya anak penurut siapa sih nggak mau? Bukan karena orang tua mau “memanfaatkan” anak lho, tapi karena orang tua ingin yang terbaik buat anak, ya kan SuperParents? Tapi sebelum kita menuntut anak untuk bisa melakukan apa yang kita minta, coba yuk kita ubah dulu paradigma atau pemikiran kita.
Sebagai orang tua, wajar kita menjadi emosi ketika anak mengabaikan perintah yang kita ingin mereka lakukan. Bahkan karena tidak dilakukan, kita jadi berkali-kali memintanya dan tak jarang emosi. Wah kalau gitu caranya, mendingan berhenti lakukan itu SuperParents karena bukannya membantu anak untuk berubah, bisa jadi mereka merasa dibatasi dan tertekan. Daripada bingung, coba lakukan hal ini untuk membantu SuperParents dalam mendidik mereka:
Baca juga: LEBIH BAIK MENIKAHKAN ANAK REMAJA YANG SUDAH MULAI PACARAN. BENARKAH?
Pada dasarnya, otak anak tidak mampu memproses informasi sekaligus. Misalnya, mulai dari memintanya mematikan TV, mandi, menggosok gigi, menyisir rambutnya lalu tidur. Informasi ini hanya akan membuat mereka kebingungan dan tak peduli. Akan lebih baik menyuruhnya untuk mematikan TV lebih dulu. Setelah selesai katakanlah, “Oke sayang, sikat gigimu dan pergilah tidur.”
Saat anak melakukan hal tapi terlalu lama, orang tua biasanya akan mulai kehabisan kendali. Jadi, segeralah meminta ia melaksanakan sesuatu di bawah kontrolmu. Misalnya,“ Sayang, pakai sepatumu sekarang. Kita akan berangkat ke taman.”
Misalnya saat orang tua hendak menyuruh anak untuk menaruh baju kotor ke tempatnya. Sampaikanlah secara langsung dengan memberikan baju kotor ke anak dan menyuruhnya segera menaruhnya ditempatnya. Atau saat anak buru-buru harus pergi ke sekolah dan hendak mengingatkannya untuk memakan bekal makan siangnya, sampaikanlah dengan menatap matanya dan menyentuh tangannya. Hal ini akan membuat anak serius menanggapi perintah orang tua.
Baca juga: 3 KESALAHAN FATAL YANG BIASA DILAKUKAN OLEH ORANG TUA PADA ANAK PERTAMANYA
Anak tidak akan pernah mendengar kalau orang tua menyampaikan perintah seperti memarahi atau menekan. Bahkan sampai berapa kali pun orang tua menyampaikan perintah dengan cara ini, jangan kira anak akan mau menaatinya. Sebaliknya, anak hanya akan mendengarkan orang tua hanya kalau mereka diberikan informasi yang jelas tentang konsekuensi dari apa yang dilakukannya.
Misalnya, orang tua menyuruh anak untuk menaruh mainannya di kotak mainan. Kemudian tindak lanjuti perintah itu. Kalau anak ternyata tidak mematuhi perintah, sampaikan kepadanya bahwa dia tak akan bisa memakai mainan itu lagi. Tapi kalau anak mau melakukannya, jangan lupa untuk menyampaikan pujian kepadanya. Misalnya, terima kasih sayang.
SuperParents mungkin berpikir kalau anak akan mendengarkan orang tuanya dalam kondisi apapun itu. Tapi anak tak berpikir demikian. Anak akan cenderung mendengarkan kalau perintah disampaikan dengan penuh perhatian. Lakukanlah kontak mata. Dengarkan anak dan ajukan pertanyaan kalau hal itu dibutuhkan.
Membentuk anak menjadi pribadi yang disiplin, mau mendengar dan taat sebenarnya adalah hal yang gampang-gampang sulit. Asal orang tua tahu teknik dan caranya, pasti anak akan bisa diarahkan sesuai dengan apa yang diharapkan setiap orang tua. (CC)
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK