ARTICLE

Thu - Sep 28, 2017 / 12791 /

‘Istri Tunduklah Pada Suamimu’, Apa Maksud Sebenarnya dari Ayat Efesus 5: 22 Ini?

Dalam Efesus 5 ayat 22 dikatakan, “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,” Ini adalah salah satu anjuran yang disampaikan kepada setiap pasangan menikah. Tapi bagaimanapun, banyak kaum wanita yang masih mempertimbangkannya dan menilai bahwa perintah itu kurang sesuai dan tidak relevan dengan kehidupan modern seperti saat ini. Yang lainnya berpendapat bahwa perintah ini hanya mengungkung peran seorang wanita dalam rumah tangga. ‘Tunduk pada suami’ diinterpretasikan sebagai bentuk kepatuhan untuk mendengar tanpa komentar dan tidak memiliki andil dalam mengutarakan pendapat di tengah urusan rumah tangga. Pendapat lain juga menyampaikan bahwa ‘tunduk pada suami’ berarti memposisikan istri hanya pada perannya mengurus urusan rumah tangga seperti memasak, mengurus anak dan merawat dirinya.

Perspektif inilah yang membuat banyak orang mulai mempertanyakan kembali makna sebenarnya dari Efesus 5: 22 ini.

Sebelum masuk pada pembahasan, mari terlebih dahulu menyimak ayat Efesus 5: 21, “…dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Ayat ini jelas sekali bertujuan untuk mengajak semua orang, baik laki-laki dan perempuan, untuk merendahkan diri satu sama lain. Rasul Paulus menulis surat ini kepada semua orang percaya di gereja di Efesus dan di berbagai tempat. Dia mengharapkan kita semua memiliki hati seorang hamba dan mengutamakan kebutuhan orang lain, di atas kebutuhan kita sendiri. Setelah memperkenalkan konsep saling melayani, Paulus kemudian mengalihkan perhatiannya kepada keluarga, yang merupakan dasar dari bangunan dalam sebuah komunitas masyarakat yang sehat. Dia memberikan tiga contoh bagaimana seharusnya sebuah keluarga itu bisa bekerja secara nyata baik melalui istri, suami dan anak-anak.

Paulus menyampaikan peran yang sangat jelas kepada istri, suami dan anak sebagaimana dituliskan dalam:

Efesus 5: 22-23

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.”

Efesus 5: 25, 28

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.....Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.”

Efesus 6: 1

“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.”

Dari ketiga ayat ini, Paulus menerangkan dengan jelas kalau peran istri, suami dan anak-anak itu berbeda. Karena itu, dia menjelaskan cara masing-masing menunjukkan penghormatan antara satu sama lain. Anak memerlukan instruksi. Istri perlu penghargaan, sementara suami perlu memimpin.

Penyerahan itu bicara tentang menempatkan kebutuhan anggota keluarga yang lain di atas dari kebutuhan pribadi. Keegoisan hanyalah sesuatu yang disalahposisikan. Sementara rasa lelah merenggut hati kita dari penundukan diri. Akibatnya, kita tidak lagi punya apa-apa untuk bisa diberikan kepada orang-orang yang kita cintai. Sebagaimana orangtua yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya tak lagi punya waktu untuk memberi arahan dan pendisiplinan kepada anak-anak mereka. Padahal, anak-anak mengandalkan orang tuanya untuk mengajarkan mereka perihal benar dan salah.

Sama halnya seperti suami yang kadang lupa mengungkapkan cinta kepada pasangannya dengan cara-cara yang sederhana. Itu sebabnya dalam pernikahan penting sekali bagi suami untuk berkorban demi istrinya. Sementara istri yang kelelahan kadang akan membuat keputusan tanpa meminta masukan dari suaminya. Istri demikian mencoba mengelola rumah tangga dan bahkan tidak mempedulikan keberadaan suaminya. Saat istri melakukan hal itu, maka suami akan merasa bahwa dirinya tidak berguna dan keluarga justru akan kehilangan kepemimpinan seorang suami dan ayah. Saat itulah seorang suami merasa kehilangan rasa hormat. Dalam hal inilah Efesus 5: 22 mengingatkan agar para istri tunduk kepada suami.

Mungkin banyak yang tidak suka atau tidak setuju dengan ayat ini tapi ini adalah perintah Alkitab yang menggambarkan sebuah pernikahan yang sukses. Dia merasa dihormati, dicintai dan keduanya mencari yang terbaik satu sama lain dan saling memandang satu sama lain.

Ingatlah bahwa dalam pernikahan, bukan istri saja yang berperan untuk tunduk kepada pasangannya. Tapi keduanya harusnya terlebih dahulu mau menundukkan diri mereka kepada Tuhan. Jika hal ini sudah dilakukan, yakinlah baik suami dan istri pasti akan lebih mudah untuk mempraktikkannya kepada pasangannya. Ingat bahwa suami istri adalah dua pribadi yang sudah menjadi satu daging (baca Kejadian 2: 24). Dalam artian bahwa suami adalah cerminan dari sang istri demikian sebaliknya. Sehingga suami dan istri harusnya satu hati dalam membangun dan menjaga rumah tangga mereka.

Sumber : Crosswalk.com/Jawaban.com

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK