“Semoga ujian besok aku lulus! Amin,” isi doa seorang anak. Kelihatannya anak ini punya pengharapan dan optimis akan hari esok ya. Tahukah Superparents kalau ternyata pengharapan dalam Tuhan dan optimisme itu mirip tapi berbeda? Orang tua perlu mengajarkan tentang harapan yang sebenarnya dan bukan hanya angan-angan anak saja.
Bulan lalu, Superparents dan Superteacher sudah mengetahui bagaimana cara untuk mengajarkan “iman” dan “trinitas” kepada anak. Kali ini kita akan kembali mengetahui poin yang tidak kalah pentingnya, yaitu “pengharapan”. Pengharapan dalam Tuhan bukanlah sekedar angan-angan atau optimisme belaka, tapi punya arti yang lebih dalam lho!
Baca juga : AKTIVITAS YANG BISA GURU SEKOLAH MINGGU LAKUKAN SAAT MENUNGGU IBADAH DEWASA SELESAI
Pengharapan dalam Tuhan itu …
Kita selalu diajarkan untuk percaya diri, tapi lupa untuk mempercayakan diri kita kedalam tangan Tuhan. Ketika anak memiliki pengharapan dalam Dia, maka anak akan percaya diri dan memiliki kekuatan untuk menghadapi segala tantangan di depannya.
Orang-orang sekitar anak mengajarkan mereka untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi ketika anak menghadapi masalah yang kelihatannya mustahil untuk dipecahkan dan mulai putus asa, mereka harus belajar menunggu dengan sabar kepada Tuhan. Mereka tidak perlu cemas dan kuatir karena Tuhan akan memberikan jalan keluarnya.
Gimana rasanya kalau besok adalah hari Jumat? Wah bawaannya sudah hepi-hepi saja yak arena Sabtu dan Minggu libur, sehingga bisa bersantai. Coba ajak anak membayangkan kalau pengharapan pada Tuhan itu seperti hari libur di tengah-tengah kesibukan. Pastinya sangat sukacita dan bersemangat menjalankannya ya.
“Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5: 5)
Baca juga : CARA EFEKTIF MENDAPATKAN PERHATIAN DAN FOKUS ANAK DI KELAS SEKOLAH MINGGU
Terus bagaimana cara mudah dan kreatif mengajarkan anak agar terus berpengharapan kepada Tuhan dalam hidupnya?
Kakak bisa bermain petak umpet dengan barang yang anak suka. Mintalah salah satu anak untuk memberikan barang kesukaannya. Kemudian kakak umpetin barang itu tapi jangan terlihat anak-anak dan kalau bisa cukup sulit untuk ditemukan. Setelah itu, mintalah mereka mencari barang yang sudah disembunyikan tadi. Jika anak mulai menyerah dan kebingungan, kakak bisa menuntun mereka dengan memberikan petunjuk lewat kata-kata sampai anak-anak mendapatkan barang itu kembali.
Di akhir permainan, kakak bisa mengajak anak untuk mengucap syukur karena barangnya telah ditemukan kembali. Jelaskan bahwa si anak tidak kuatir saat barangnya di umpetin karena tahu dan percaya kepada kakak. Pasti barang tersebut akan dijaga. Sama seperti pengharapan, anak harus mempercayai Tuhan kalau Ia tahu jalan keluarnya dan memampukan mereka untuk menemukannya.
Kakak bisa menggunakan Koran atau kertas karton untuk membuat ‘batu loncatan’ dari satu sisi ke sisi lainnya. Kakak juga bisa menambahkan halangan kecil seperti kursi yang harus dipanjat, papan keseimbangan, atau hal lainnya. Setelah itu mintalah anak untuk menutup matanya dengan kain sehingga ia tidak bisa melihat jalannya. Mulailah bermain dengan menuntun anak tersebut sesuai batu loncatan yang sudah kakak buat. Kemudian melewati halangan-halangan yang ada juga.
Di akhir permainan jelaskan bahwa seringkali kita tidak dapat melihat jalan hidup dan rintangan yang akan kita lewati. Mungkin kita “berharap” menemukan jalan keluarnya. Namun ketika kita terus berpengharapan dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, Ia akan mengarahkan perjalanan hidup kita.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK