Menyusun kembali apa yang anak-anak pelajari baik di sekolah, tempat les, ataupun sekolah minggu lalu menetapkan goal bisa jadi sesuatu yang sulit untuk anak-anak. Tapi saat mereka terlatih sedari kecil, nggak mustahil kok ketika dewasa mereka mampu mencapai tujuannya dan bisa sukses! Oleh karena itu, mereka membutuhkan bimbingan kita nih supaya anak-anak terbiasa melakukannya dan merasa hal itu bukanlah beban.

Kenapa anak harus menentukan tujuan hidupnya?

• Dapat mengajarkan anak-anak untuk bertanggung jawab atas perbuatan dan pilihannya sendiri.
• Menanamkan optimis dan pantang menyerah.
• Membentuk kebiasaan hidup dan pola pikir anak di masa depan.

Baca juga : BAGAIMANA CARANYA MENGENALI DAN MENGATASI KEBENCIAN PADA ANAK?

Cara mulai mengajarkannya darimana ya?

1. Tentukan goal-nya

Goal yang dimaksud itu bisa berupa tujuan jangka pendek atau panjang. Sebaiknya goal-nya jangan muluk-muluk karena anak akan kesulitan mencapat tujuan tersebut. Misalnya goalnya itu bisa menceritakan kembali pelajaran sekolah minggu yang kemarin anak pelajari, atau hafal 1 minggu 1 ayat, bisa juga berubah sikap dari yang pemalu menjadi lebih percaya diri.

 

2. Rencanakan dengan detail

Catat semua goal anak beserta action plan. Misalnya goalnya agar anak bisa mendapatkan nilai yang terbaik saat ujian akhir. Action yang bisa Superparents buat adalah jadwal mereka belajar, perlukah anak les tambahan, dll.

 

3. Realisasikan!

Sebuah goal tanpa deadline mudah untuk diabaikan, bahkan ditunda. Jadi tentukan waktu pelaksanaan goalnya dan per action plan yang akan diambil. Masih dengan contoh yang sama, misalnya anak mendapatkan nilai terbaik di ujian akhir pada Mei 2021. Maka sejak Februari, setiap hari anak belajar mata pelajaran yang akan diuji. Lalu jika butuh bantuan, les tambahan dilakukan misalnya setiap seminggu sekali.

 Baca juga : TIGA POLA ASUH YANG BISA KITA PELAJARI DARI DRAMA KOREA THE PENTHOUSE, WAR IN LIFE

4. Monitor performa anak

Saat anak belum bisa mencapai targetnya, ada kalanya mereka merasa gagal. Daripada anak merasa sedih, Supeparents bisa merayakan pencapaian mereka dan tidak berfokus pada kegagalannya. Kalau anak baru bisa berani tampil di depan tapi saat tampil dia salah berkata-kata karena gugup, Superparents bisa apresiasi keberanian anak karena yang penting dia sudah berani maju.

 

5. Jadi teladan untuknya

Saat merencanakan goal anak, nggak ada salahnya Superparents ikutan merencanakan goal untuk diri sendiri juga. Perlihatkan usaha dan kegigihan Superparents saat melaksanakan action plan yang sudah ditentukan. Menentukan family goal juga bisa jadi cara menarik membangun ikatan kebersamaan dan teamwork dalam keluarga lho!

Sumber : Chaisplay

Contasia Christie

Content Writer

Share :