Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengajar anak-anak, salah satunya dengan menggunakan cerita. Di sekolah minggu apalagi, untuk mengajarkan firman Tuhan biasanya guru menggunakan metode bercerita. Nah cerita di sekolah minggu pun harus sesuai atau mengandung nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan. Kakak bisa menggunakan perumpamaan ataupun kisah/ cerita Alkitab yang sudah ada sambil disesuaikan dengan usia anak.

Bercerita itu susah-susah mudah sebenarnya. Dan kalau kakak mau menjadi pencerita atau pembawa firman yang baik, perlu cukup banyak latihan. Dibawah ini ada beberapa tips yang bisa kakak lakukan agar dapat menjadi pembawa firman atau pencerita sekolah minggu yang baik.

Baca juga : DARIPADA JENUH DI RUMAH, YUK IKUTI SERUNYA KOMSEL ANAK ONLINE!

Menggunakan perumpamaan

Anak yang lebih kecil senang dengan binatang, dongeng, dan perumpamaan kehidupan sehari-hari. Kakak bisa memilih cerita sekolah minggu yang relevan, simple, dan memiliki nilai Alkitabiah di dalamnya. Misalnya bercerita tentang semut dan kepompong.

Ceritanya semut menemukan sebuah kepompong yang tergeletak di atas daun yang patah. Lalu si semut berkata, “Jadi kepompong nggak enak ya. Terkungkung tidak bisa kemana-mana. Daun jatuhpun kamu terperangkap di situ.” Ejeknya kepada kepompong. Beberapa hari kemudian, si semut tidak sengaja berjalan di atas tanah berlumpur. Ternyata itu lumpur hisap! Si semut yang terjebak berteriak minta tolong. “Tolong! Tolong! Siapapun tolong aku!” katanya putus asa.

Tak berapa lama muncullah seekor kupu-kupu yang menolongnya dan menariknya hingga terbebas dari lumpur tersebut. Setelah semut terbebas, si kupu-kupu itupun berkata,”Kamu masih ingat denganku? Si kepompong yang terus kau ejek itu?” Semut pun kaget, “Maafkan aku ya. Terima kasih juga telah menolongku walaupun kamu sudah ku ejek. Kamu benar-benar baik.” Sejak saat itu keduanya menjadi sahabat.

Semua makhluk di dunia ini diberikan kelebihan dan kekurangan. Justru dengan kelebihan kitalah, harusnya kita menjadi berkat bagi orang lain. Kita juga harus menghargai kekurangan orang lain. (Matius 5:44)

Untuk anak yang lebih besar kakak bisa menceritakan tentang kisah tokoh Alkitabnya ditambah penjelasan yang relevan dengan kehidupan anak-anak.

 

Gunakan intonasi dan mimik ketika bercerita

Ini hal yang sangat penting sekali. Melalui intonasi dan mimik, emosi dari cerita tersebut beserta tokoh-tokohnya bisa tersampaikan dengan baik kepada anak-anak. Kakak juga bisa memeragakan ceritanya agar anak semakin masuk ke dalam cerita dan memvisualisasikannya dalam pikiran mereka.

 Baca juga : 3 HAL YANG HARUS DILAKUKAN GURU JIKA DI KELAS ADA ANAK YANG PEMALU DAN PENDIAM

Pakai imajinasi dan alat peraga

Kakak harus bisa berimajinasi tentang cerita sekolah minggu yang disampaikan, apalagi kalau dibantu alat peraga. Wah pasti jadi powerfull banget ceritanya. Anak-anak diajak mengikuti alur imajinasi kakak sampai mereka mengerti inti dan pesan yang disampaikan.

 

Interaksi

Bercerita tidak selamanya hanya satu arah kok. Kakak bisa membuat cerita dan kelas semakin hidup dengan mengajak anak berinteraksi saat menyampaikan cerita. Misalnya anak diminta menebak suara apakah yang kakak sedang peragakan, atau apa yang akan terjadi selanjutnya pada si tokoh utama.

Cerita sekolah minggu adalah cara yang bagus untuk mengajarkan anak mengenal Tuhan dan firman-Nya. Sekarang kembali ke kakak, apakah kakak siap konyol di depan anak-anak dan berkomitmen agar iman mereka bisa bertumbuh? Yuk kita mulai ceritanya.

Contasia Christie

Content Writer

Share :