ARTICLE

Thu - Oct 26, 2017 / 5703 /

Tidak Akur dengan Mertua? Ayo Belajar dari Hubungan Ruth dan Naomi

Masih ingat dengan postingan Facebook seorang perempuan yang gagal menikah karena permasalahannya dengan calon mertua? Sedih ya rasanya. Saat sudah mendekati hari-H, bukan kegembiraan yang didapatkan justru mengalami kejadian tidak mengenakkan.

 Memang sebaiknya sebelum menikah, harus ada perkenalan yang erat antara kedua keluarga agar ketika menikah, konflik dapat diminimalisir. Nah buat kamu yang akan menikah atau baru saja menikah, ayo pelihara hubungan antara kamu dengan mertua atau calon mertua sebelum masalah datang. Lalu hal apa saja ya yang bisa menyebabkan konflik antara menantu dan mertua?

Menantu

- Kepentingan diri sendiri. Misalnya, menantu lebih pro pada keluarganya dibanding dengan keluarga suaminya.

- Sering tidak hadir kalau ada acara atau kegiatan keluarga pihak suami. Sikap ini dimata mertua sama sekali tidak baik karena menantu menanggap keluarga suami tidak penting.

- Mertua dilarang merawat cucunya.

- Perbedaan pendapat dalam merawat anak.

- dsb

 

Mertua

- Menantu sering dianggap mertua sebagai orang ketiga antara suami dan ibunya. Mertua menganggap karena istrilah, dirinya tak lagi mendapat perhatian penuh dari anaknya.

- Mertua suka menilai menantu dari apa yang dia punya, mulai dari tingkat ekonomi, pendidikan sampai sikap dan tingkah laku. Apalagi tingkat ekonomi menantu jauh lebih rendah dari keluarganya, bisa-bisa menantu bakal selalu jadi bahan pembicaraan buat si mertua.

- Mertua tidak setuju dengan cara menantu merawat cucu.

- dsb

Karena perasaan-perasaan inilah, ibu mertua sering bersikap sinis, galak dan suka mengkritik menantu perempuannya. Semua hal yang dilakukan menantu perempuan dianggap salah. Sementara menantu juga suka menaruh ketidaknyamanan kepada mertua karena mertua dianggap terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangganya.

Saat kondisi ini berlangsung terus menerus kemungkinan besar yang terjadi adalah perang antara menantu dan mertua. Bahkan hubungan keluarga bisa sampai pecah dan terputus karena nggak ada kesehatian antara menantu dan mertua.

Tentunya tidak ada menantu atau mertua yang menghendaki hubungan yang penuh konflik. Semua keluarga menghendaki kebahagiaan dan rasa damai. Hubungan semacam inilah yang dikisahkan dalam cerita Rut dan Naomi di Alkitab. Rut dan Naomi adalah sepasang menantu dan mertua yang hidup dengan akrab dan saling mengasihi.

 

Baca juga: 5 FILM YANG WAJIB SUAMI DAN ISTRI TONTON SUPAYA MAMPU MENGHADAPI MASALAH

Apa yang bisa dipelajari dari hubungan Rut dan Naomi?

1. Sikap Seorang Menantu

- Sebagai menantu, Rut menganggap mertuanya sebagai orang tuanya sendiri yang perlu ditemani, dirawat, dan dikasihi. Saat membaca Rut 1: 16-17, kita bisa tahu kalau Rut benar-benar ingin jadi pelindung bagi Naomi yang sudah tua. Sikap seorang menantu semacam inilah yang banyak dipuji-puji, termasuk oleh Boas sendiri (Rut 2: 11). 

Kalau kita baca kisahnya secara lengkap, Naomi memang adalah wanita yang lemah lembut dan baik hati. Wajar saja kalau Rut begitu mengasihi dia dan menganggapnya sebagai ibunya sendiri.

- Hargailah mertuamu. Ingatlah bahwa mertua adalah orang yang sudah membesarkan pasanganmu. Karena itu, hargailah dia sebagai orangtua, seburuk apapun dia dengan cara-cara yang sederhana.

- Bijaklah dengan tuntutan mertua. Ada banyak mertua yang merasa benar karena menurutnya dia sudah lebih banyak makan asam garam. Tuntutannya perlu dipertimbangkan. Kalau terjadi konflik, ingatlah bahwa sang mertua adalah sosok orangtua yang berusaha untuk memberikan nasihat kepada anaknya.

- Jadilah menantu yang sabar. Sebagai istri dari anaknya, seorang menantu haruslah bersikap selayaknya seorang anak. Saat mertua mungkin bersikap kurang baik, tetaplah hadapi dengan sikap yang sabar.

 

2. Sikap Seorang Mertua

- Mertua harusnya jadi ibu bagi menantunya. Sebagaimana Naomi, istri dari Elimelekh itu, sekalipun ditinggal mati oleh suami dan kedua anaknya, dia tetap memperlakukan menantunya Orpa dan Rut selayaknya anaknya sendiri. Kematian orang-orang yang dia cintai tidak mengubah sikapnya kepada kedua menantunya, apalagi mempersalahkan Orpa dan Rut atas kematian anak-anaknya (Rut 1: 5-9).

- Seorang mertua selayaknya tidak menuntut banyak. Sekalipun kedua menantunya berasal dari Moab dan memiliki keyakinan yang berbeda dengan keluarga Naomi, tapi dia sekali-kali tak memaksakan keyakinannya kepada kedua menantunya itu. Sebaliknya, Naomi selalu menyampaikan ucapan-ucapan yang memberkati sebagaimana dia menghidupi keyakinannya kepada Allah orang Israel (Rut 1: 8).

- Mertua jangan egois, tetapi harus tetap memperhatikan kebutuhan menantunya. Hal inilah yang dilakukan Naomi kepada Orpa dan Rut. Sekalipun kedua anaknya sudah meninggal, tapi dia tetap bertanggung jawab atas hidup Orpa dan Rut. Hal ini disampaikannya saat Naomi hendak kembali ke Betlehem. Dia meminta supaya kedua menantunya itu kembali ke rumah orangtua mereka dan memulai kehidupan baru bersama lelaki lain yang akan meminang mereka. Sekalipun Rut tak rela membiarkan mertuanya itu sendiri, tetap saja Naomi bertanggung jawab untuk mencarikan pasangan bagi Rut setelah mereka kembali ke Betlehem. Atas bimbingan Naomi, Rut pun bertemu dengan Boas. Mereka lalu menikah dan memiliki keturunan.

Poin-poin di atas tentunya tak akan pernah bisa terjadi kalau ternyata baik menantu dan mertua tidak memiliki hubungan yang benar dan baik dengan Tuhan. Karena tak ada cara lain yang lebih tepat untuk membangun hubungan yang baik antara menantu dan mertua selain sama-sama lebih dulu hidup dalam kasih Tuhan. Karena saat kita sudah menghidupi kasih itu, kita akan secara otomatis bisa bersikap dan berperilaku sebagaimana yang dikehendaki Tuhan.  Tak ada konflik dan tak lagi ada percekcokan.

Sumber : Jawaban.com

Baca juga : JANGAN TINGGALKAN ANAK DI DALAM MOBIL ATAU HAL INI DAPAT MENIMPA MEREKA

 

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK