Thu - Jun 03, 2021 / 2962 / Sunday School

Serba Serbi Tentang Pentakosta yang Bisa Kita Ceritakan Kepada Anak

Hari Pentakosta adalah hari bersejarah bagi seluruh umat Kristiani. Di hari tersebut, Roh Kudus turun sehingga orang-orang percaya mampu berkata-kata dalam bahasa lain. Saat itu jugalah mereka yang berasal dari beragam latar belakang, disatukan dalam kasih.

Peristiwa pentakosta ini merupakan momentum bagi kita dan anak-anak untuk menyadari serta mengimani bahwa Allah turut bekerja dalam diri setiap orang percaya. Melalui Roh Kudus, Tuhan memakai kita untuk menjadi saksi-Nya dan menceritakan kepada banyak orang tentang perbuatan-Nya yang ajaib.

Mungkin sebagian anak berpikir, kenapa ya kita merayakan hari pentakosta. Atau malah belum mengerti makna pentakosta. Nah kali ini, Superbook mengajak kakak untuk membantu menjelaskan kepada anak-anak tentang serba serbi Pentakosta ini.

Baca juga : TRIK AGAR ANAK BERANI SEKOLAH MINGGU !

Arti Pentakosta

Pentakosta diambil dari kata “penta” yang berarti ke-50. Pada masa Perjanjian Lama, Pentakosta adalah hari raya orang Yahudi untuk mensyukuri hasil panen yang diselenggarakan 50 hari setelah Paskah. Tapi di Perjanjian Baru dikisahkan bahwa di hari Pentakosta, orang-orang berkumpul dalam satu tempat. Saat itu, Roh Kudus turun atas mereka, sehingga mereka mampu berkata-kata dalam bahasa lain dan menceritakan tentang perbuatan Allah yang besar (Kisah Para Rasul 2:1-2).

Dampak Pentakosta

Peristiwa Pentakosta saat itu membuat banyak orang terheran-heran. Dan sebanyak tiga ribu jiwa bertobat hari itu (Kisah Para Rasul 2:41). Setelah kejadian itu, mereka kembali ke daerahnya masing-masing dan membawa Kabar Baik bagi orang-orang disekitarnya.

Sekarang, Kabar Baik tentang pengharapan dari Allah semakin berkumandang di seluruh dunia. Kita bisa menyaksikan dan merasakannya di ibadah gereja-gereja, persekutuan doa, sekolah minggu, bahkan ibadah online. Kita sebagai orang percaya juga harus mewartakan kasih-Nya ke semua orang. Tidak perlu minder kak, karena Roh Kudus akan memampukan kita baik dalam perkataan, sikap, perilaku, maupun pemikiran.