ARTICLE

Tue - Jul 06, 2021 / 1547 / Parenting

Penting! Cara Mendidik Anak untuk Menghadapi Rasa Kecewa dalam Hidupnya!

Salah satu aspek yang saat ini penting untuk diajarkan kepada anak adalah bagaimana cara mereka menghadapi kekecewaan dalam hidupnya. Pada titik tertentu, anak pasti akan mengalami kekecewaan. Entah dia kecewa dalam pergaulan, di sekolahnya, ataupun keluarganya sendiri. Jangan biarkan anak menghindari hal yang membuat mereka kecewa, justru ajarkan mereka agar bisa menghadapinya agar mampu kuat di kemudian hari.

Seperti saat ini misalnya. Belajar mengajar tatap muka, mungkin akan ditiadakan kembali karena mengingat angka penyebaran Covid yang masih tinggi pada anak. Hal ini mungkin membuat anak menjadi kecewa karena tidak bisa lagi bertemu dan belajar bersama teman-temannya di sekolah.

Baca juga : BAHAYA! LAHIRNYA GENERASI PENAKUT TERNYATA DIMULAI DARI ORANG TUA

Mungkinkah Superparents bisa melatih anak untuk menghadapinya?

Hidup tidak selamanya sejalan dengan apa yang kita inginkan. Saat kita mengalami kejatuhan, itu adalah masa paling penting bagi anak untuk belajar. Kita juga tidak bisa mencegah anak mempunyai perasaan negatif. Anak harus diajarkan caranya menghadapi perasaan kecewa yang sifatnya positif konstruktif, supaya anak itu tumbuh menjadi manusia yang resilient (pantang menyerah).

Tugas orang tua bukanlah melindungi anak dari rasa kecewa dan frustasi, juga bukan berarti membebani anak dengan frustasi atau dengan sengaja menimbulkan rasa kecewa pada anak. Melainkan dampingi anak dalam menghadapi rasa kecewa dan frustasi itu dengan memberikan penjelasan bahwa rasa kecewa itu memang nyata. Kedua, bantu anak untuk bangkit dari rasa kecewa itu.

Apa yang terjadi jika anak terlalu dilindungi orang tua dan tidak dibiarkan mengalami kekecewaan?

Anak yang tidak dilatih dan terlalu dilindungi orang tuanya akan cenderung tumbuh menjadi pribadi yang narsistik. Dia merasa bahwa dirinya adalah pusat, ‘semua berpusat pada saya’. Dia akan merasa paling penting, butuh perhatian terus menerus, tidak mandiri, dan membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya.

Kegagalan mengontrol rasa kecewa ini juga membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak bahagia dan memiliki amarah berlebihan, cenderung menyalahkan diri sendiri, menyakiri diri, dan depresi. Kalau kemarahannya disebabkan oleh orang lain, dia akan menjadi pendendam dan bisa jadi kejam.

Baca juga : CARA MUDAH MEMBANGUN KOMUNIKASI DAN KETERBUKAAN ANAK AGAR MEREKA MENJADI ANAK PENURUT

Lalu bagaimana melatih anak menghadapi rasa kecewa?

  1. Bantu anak punya ekspektasi yang wajar

Tidak semua yang anak inginkan, pasti ia dapatkan. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa ada hal yang tidak mereka sukai tapi harus menerimanya.

 

  1. Validasi perasaan anak

Saat anak merasa kecewa dan sedih, katakan bahwa memang hal itu mengecewakan. Biarkan anak merasakan kekecewaan dalam hidupnya. Misalnya, saat mereka tidak bisa berlibur karena diharuskan PPKM. Hal itu memang mengecewakan, tapi ini demi kebaikan kita bersama.

 

  1. Melatih anak bahwa dalam hidup banyak alternatif
  • Tawarkan beberapa alternatif kepada anak untuk mengatasi kekecewaannya. Misalnya tadi kalau tidak jadi berlibur, anak boleh menonton Netflix selama 3 jam di rumah.
  • Ajak anak berpikir kreatif. Selain menawarkan alternatif, Superparents juga bisa mengajak anak untuk berpikir solusi alternatif yang bermanfaat untuk dirinya.

 Baca juga : STRES JADI ORANG TUA, MUNGKIN ANDA MENGALAMI PARENTAL BURNOUT! ATASI SECEPATNYA

  1. Berikan peneguhan dan dukungan

Saat anak sudah bisa mengatasi rasa kecewanya, berikan kata-kata peneguhan dan dukungan. Kelak kedepannya, anak bisa mengatasi kekecewaan dengan memilih alternatif lain dalam hidupnya. Salah satunya dengan bersyukur.

 

  1. Paling penting!

Dua hal yang paling penting dan harus dilakukan oleh orang tua adalah KONSISTEN dan JADI TELADAN. Lakukan empat hal tadi secara konsisten saat anak kecewa dan tunjukkan kepada mereka bagaimana Superparents menghadapi rasa kecewa juga.

Contasia Christie

Content Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK