Kapan sih sebenarnya kita sebaiknya berdoa?
Apakah hanya saat sedang butuh sesuatu? Atau saat sedang sakit? Atau ketika hati sedang gelisah dan penuh kekhawatiran?
Banyak orang, mungkin juga kita sendiri baru benar-benar berdoa ketika sedang dalam tekanan. Tapi bagaimana dengan saat-saat biasa? Saat sedang sehat, keluarga rukun, atau rezeki lancar? Pernah gak kita mengajarkan anak untuk berdoa bukan hanya saat ada masalah, tapi juga saat sedang bersyukur?
Karena sebenarnya, doa bukan sekadar permintaan.
Doa adalah hubungan dengan Tuhan. Sama seperti kita membangun kedekatan dengan anak lewat percakapan sehari-hari, hubungan dengan Tuhan pun perlu dibangun melalui komunikasi yang rutin dan tulus.
Mungkin ada yang bertanya, “Tapi doa itu kan satu arah, ya?”
Tidak selalu. Tuhan bisa berbicara kembali tidak selalu lewat suara, tapi melalui firman-Nya, perasaan damai dalam hati, nasihat dari orang lain, atau kejadian-kejadian kecil dalam hidup. Kita hanya perlu mengajarkan anak (dan diri kita sendiri) untuk lebih peka mendengar-Nya.
Lihat teladan dari Daniel.
Ia masih muda saat menjadi tawanan di Babel, jauh dari rumah dan tempat ibadah. Tapi justru di tempat asing itu, Daniel menjaga kedekatannya dengan Tuhan melalui doa. Ia berdoa tiga kali sehari, bukan karena kewajiban, tapi karena ia tahu bahwa doa adalah caranya tetap terhubung dengan Tuhan. Apa saja yang dilakukan Daniel yang dapat kita teladani? Berikut adalah 3 hal yang Daniel lakukan untuk menjaga hubungannya dengan Tuhan
1. Doa itu seperti berbicara dengan Sahabat
Daniel berdoa karena ia ingin dekat dengan Tuhan, sama seperti kita ingin mengobrol dengan Papa, Mama, dan Sahabat. kita dapat menyampaikan bahwa Tuhan juga ingin mendengarkan cerita kita sebagai anak-anaknya, disaat keadaan sedih, takut, bingung kita juga bisa bercerita ke Tuhan
2. Daniel tidak malu berdoa
Walaupun pada saat itu ada aturan yang melarang doa, Daniel tetap berani berdoa karena ia tahu Tuhan lebih penting (Daniel 6 : 10). tidak sedikit anak-anak yang malu berdoa saat didepan teman-temannya. mungkin takut dilihat atau takut tertawakan, disini sebagai orang tua kita perluasti dengar. mendorong rasa percaya diri anak dalam kerohanian, karena tidak ada yang salah dengan berdoa dan tidak perlu malu karena kita sedang berbicara kepada Tuhan dan Tuhan p
3. Daniel setia percaya kepada Tuhan
Pada saat Daniel dilemparkan ke gua singa, Tuhan menjaganya. itu karena Daniel setia dan dekat dengan Tuhan (Daniel 6 : 17). Sebagai Superparents, iman yang tumbuh dalam diri anak adalah hal yang penting, jadi perlu memberikan pengertian dan penekanan, melalui doa kita tau seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan, kalau kita dekat dan percaya kepada Tuhan, sama seperti Daniel Tuhan pasti akan jaga kita dari hal-hal yang menakutkan
Melalui kisah Daniel, kita belajar bahwa doa adalah hubungan dengan Tuhan yang hidup. Superparents harus bisa mengajak anak-anak untuk berdoa setiap hari dan percaya bahwa Tuhan selalu mendengar dan menjaga mereka sama seperti Ia menjaga Daniel.
BACA JUGA : 5 Cara Ajarkan Anak Berdoa Saat Hadapi Kesulitan
Jika Anda sedang menghadapi tantangan dalam hubungan orangtua dan anak, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN. (Klik disini) Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK