ARTICLE

Wed - May 20, 2020 / 1967 / Sunday School

Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Gereja dan Sekolah Minggu untuk Kembali Beraktivitas

Sampai saat ini kita masih belum bisa memprediksi kapan masa pandemi ini berakhir. Padahal sudah banyak orang yang menjadi korban secara ekonomi dan angka yang terjangkit masih bertambah banyak. Keadaan inilah yang memicu wacana new normal di Indonesia. Lalu apakah gereja dan sekolah minggu sudah siap menghadapi ini?

New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Jadi walaupun kita sudah bisa beraktivitas seperti biasa, kita tetap harus mengurangi kontak fisik, menghindari kerumunan, dan menerapkan kebersihan (cuci tangan dan pakai masker).

Tuhan Yesus sendiri sudah pernah berpesan dalam Markus 12 : 31, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Gereja diharapkan untuk mengingatkan jemaat agar lebih peduli kepada orang lain yang bergereja bersama. Inilah hal-hal yang gereja dan sekolah minggu perlu siapkan untuk masa new normal kedepan :

1. Membuat perencanaan

Gereja dan sekolah minggu perlu membuat perencanaan matang agar tidak ada penularan Covid-19 di gereja. Mulai dari cara meminimalisasi risiko penularan, mengurangi aktivitas di gereja, mampu mengidentifikasi serta melacak riwayat kontak dengan orang yg terinfeksi di gereja (bila ada), dan melanjutkan kegiatan gereja dengan terus beriman bahwa Tuhan akan meredakan penyakit ini secepatnya.

 Baca juga : CARA MENANAMKAN IMAN PENGHARAPAN ANAK KEPADA TUHAN DI MASA PANDEMI

2. Meminimalisasi risiko penularan

Menurut penelitian, orang-orang yang rentan dengan penyakit ini adalah mereka yang sudah berumur lansia maupun orang yang memiliki penyakit bawaan. Oleh karena itu, gereja sebaiknya mengantisipasi hal ini dengan memberikan penyuluhan kepada jemaat agar  memakai masker dan menjaga jarak dari orang lain sejauh  1,8 meter. Dengan mengikuti anjuran ini, maka risiko penularan dapat ditekan.

Cara mengurangi penularan lewat udara di gereja :

Faktor yang mempengaruhi penularan

 

Risiko penyebaran dalam gereja Anjuran untuk mengurangi risiko
Penularan pasien Covid-19

Pasien COVID-19 tanpa gejala dapat menularkan; pasien dengan gejala lebih berbahaya untuk menularkan

 

Melakukan skrining/penyaringan orang-orang dengan gejala; menggunakan masker
Kegiatan yang mengeluarkan tetesan lendir dari saluran napas (droplet)

Bernyanyi, tertawa, berbicara (kadang-kadang keras), batuk, dan aktivitas fisik yang membuat pernapasan menjadi dalam dan cepat

 

Tidak bernyanyi, berbicara, atau melakukan aktivitas fisik yang tidak perlu; menggunakan masker wajah
Jarak dekat ( <2 meter) Tempat duduk diatur biasanya lebih dekat dari 6 kaki (2 meter), dan orang-orang sering saling berhadapan Pertahankan jarak fisik minimal 6 kaki (2 meter); tidak ada kegiatan tatap muka; duduk berbaris menghadap satu arah; menggunakan masker

3. Mendukung pengendalian penularan Covid-19

Gereja juga perlu melakukan pelacakan jika memang ada jemaat yang tertular. Himbau mereka agar melakukan karantina dan terus motivasi agar cepat sembuh, karena penyakit ini bisa sembuh kalau imun seseorang baik. Gereja juga harus tetap merangkul orang-orang yang terjangkit agar mereka tidak merasa dikucilkan. Justru jemaat lainnya bisa diajak untuk saling mendukung dengan mengantarkan makanan atau barang yang dibutuhkan selama menjalani karantina.

Baca juga: JADWAL EFEKTIF UNTUK ORANG TUA SAAT HARUS WFH DAN MENDAMPINGI ANAK SFH

4. Mengatur aktivitas di gereja

  • Membuat catatan di mana setiap orang duduk. Tetapkan nomor kursi dan baris (atau nomor meja) pada ruang ibadah.
  • Daftarkan semua orang yang memasuki ibadah. Catat nama mereka, informasi kontak, dan tempat mereka duduk. Untuk setiap rumah tangga, hanya satu orang yang perlu mendaftar tetapi ia harus membuat daftar jumlah orang dalam kelompoknya.
  • Pertahankan catatan tersebut setidaknya selama 3 minggu.
  • Tunjuklah orang dalam gereja untuk bertanggung jawab mengatur pendaftaran dalam ibadah, berhubungan dengan lembaga kesehatan dan membantu mengidentifikasi orang-orang yang kontak dan menghubungi mereka jika diperlukan.
Sumber: christianitytoday

Contasia Christie

Content Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK