ARTICLE

Tue - Feb 06, 2018 / 3086 /

Kecanduan Game Berbahaya Karena Bisa Membuat Lumpuh Seperti yang Dialami Pria Ini

Digitalisasi mulai menguasai kehidupan kita, terutama anak-anak. Mereka mulai terancam untuk melakukan gerakan seminimal mungkin. Kok bisa ya?

Coba kita bandingkan dengan kehidupan anak zaman dulu yang jika bermain, mereka akan senang sekali bergerak. Bisa main tak jongkok, petak umpet, lompat tali, gobak sodor, dan masih banyak lagi. Tapi sekarang permainan seperti ini sepertinya sudah tidak terlalu populer dan justru orang tua zaman sekarang lebih senang jika anaknya bermain dirumah.

Jadi kemungkinan anak terpapar teknologi digital makin besar. Seperti penggunaan gadget atau smartphone dan game online. Mereka yang sudah keranjingan akan betah berlama-lama duduk bahkan tiduran, atau lengket menghadap komputer. Kebanyakan “gamer” atau pemain game yang sudah kecanduan bermain, mereka tidak sadar sudah berapa lama bermain dan tidak melakukan istirahat sama sekali.

Sumber: metrouk2

Kejadian miris ini menimpa salah seorang gamer dari Tiongkok. Gamer ini akhirnya mengakhiri permainan game online-nya setelah ia mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah setelah bermain kurang lebih 20 jam di warung internet.  Ia mulai bermain dari 27 Januari 2018 malam, sampai temannya memanggil ambulan di sore hari setelahnya.

Pria itu berada di warung internet di daerah Jiaxing, Provinsi Zhejiang. Saat itu ia berteriak kepada temannya untuk terus bermain di game miliknya saat ia dibawa kerumah sakit dengan tandu. Salah satu temannya yang ada di tempat tersebut mengatakan, “Sepertinya ia benar-benar kehilangan sensasi, tidak bisa bergerak sama sekali. Jadi kami harus memanggil ambulan.”

Tahun ini, ditetapkan bahwa bermain video game secara obsesif bisa menyebabkan kelainan mental. Dalam draft dari International Classification of Diseases ke-11 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memasukkan “gaming disorder” (kelainan dalam bermain game) masuk kedalam kondisi kesehatan mental. WHO mendefinisikan kelainan ini sebagai “kegigihan atau perilaku berulang” dari pola “keparahan yang cukup untuk memberikan gangguan signifikan pada pribadi, keluarga, lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan, atau area penting lainnya”.

Sebagai orang Kristen, kita dapat menggolongkan hal ini sebagai kecanduan elektronik dan hal ini bisa berarti “menuhankan video game”. Sebaiknya kita mulai ajak anak atau orang disekitar kita untuk menyadari hal ini.

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)

­Sumber: viral4real

Baca juga:

FATAL AKIBATNYA JIKA ANAK TIDAK MENDAPATKAN HAL INI, BAGAIMANA DENGAN ANAK ANDA?

KEREN! RABU BESOK AKAN ADA GERHANA SUPER BLUE BLOOD MOON

LATIH EMPATI ANAK SEDARI DINI AGAR TIDAK TERPENGARUH BYSTANDER EFFECT

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK