Sadar nggak sih kadang kakak ataupun SuperParents seringkali tidak sengaja mengatakan kalimat ini kepada anak. Padahal perkataan itu bisa membentuk karakter dan kepribadian anak nantinya. Kalimat ini juga seringkali dipakai karena kita tidak sabar terhadap apa yang mereka lakukan. Agar anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, yuk hindari beberapa perkataan ini:
“Ayo cepat! Nanti kamu ketinggalan!”
Saat tergesa-gesa kadang kita jadi nggak sabar ya lihat anak bergerak lambat. Tapi jika kita mengatakan hal ini kepada anak, justru beresiko menanamkan rasa cemas dan amarah pada anak lho. Alih-alih menggunakan kata tersebut, kita bisa menggantinya dengan kalimat, “Yuk kita lebih cepat, secepat harimau!”
Pada situasi yang terburu-buru, kalimat tadi akan lebih efektif untuk mendorong ketertarikan anak ketimbang kita mengatakan kata-kata dengan nada mengancam. Kita bisa juga lho menggantinya dengan karakter yang cepat atau super menurut pemahaman anak, misalnya cheetah, superman, wonderwoman, dll agar mereka lebih gesit seperti sedang bermain.
Baca juga: 5 ALASAN ANAK MENINGGALKAN KEPERCAYAAN YANG DIANUT ORANG TUANYA
“Kalau kamu begitu terus, nanti kamu bisa ditangkap polisi lho!” atau “Jangan main sampai malam, nanti diculik sama nenek sihir lho!”
Anak dapat dengan mudah menyerap mentah-mentah apa yang kita katakan dan bagaimana nada yang kita gunakan saat berkata-kata. Dengan menakut-nakutinya atau mengancam justru akan menanamkan perasaan bersalah yang berlebihan pada anak. Cobalah secara repetitif atau berulang menggunakan kalimat, “Tidak boleh seperti itu ya.”
Hindari membentak kepada anak karena ketidaksabaran kita. Namun dengan menegur anak secara konsisten, dengan nada bicara yang tegas, dan berulang akan lebih efektif dalam jangka panjang. Kalau anak mulai ngeyel bilang, “Ah diulang-ulang mulu nih bilangnya.” Kita bisa jelaskan kalau anak tidak mau kita mengulang kata tersebut, sebaiknya ia harus menurut.
“Stop! Mama bilang jangan nangis lagi! Udah deh.”
Anak masih belum fasih mengekspresikan perasaan dan pikirannya lewat bahasa dan kata. Oleh karena itulah mereka menangis agar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Daripada menghentikan tangisan mereka, lebih baik kita berikan kasih sayang, seperti dengan mengatakan, “Kalau kamu sedang kesal, nggak apa-apa kalau mau nangis. Tapi kalau kamu mau sesuatu, coba jelasin sama mama pelan-pelan ya.”
Saat anak ngambek, anak memang sulit dikendalikan ketika nangis. Tapi ketika kita memberikan kesempatan untuk mereka menangis, justru tangisan mereka akan lebih cepat selesai karena intinya mereka hanya ingin kita tahu keiginan dan perasaan mereka.
Baca juga: CARA MENJELASKAN BUNUH DIRI YANG MENIMPA ORANG TERDEKAT KEPADA ANAK YANG DITINGGALKAN
“Kamu jangan gitu donk. Bikin malu papa saja deh.”
Kadang kalau kita lagi stress atau capek, nggak sadar kita melontarkan kalimat itu pada anak. Padahal hal itu bisa membuat mereka takut dan rendah diri. Anak akan merasa bahwa keberadaannya tidak diharapkan oleh orang tua atau kakak dan ini bisa menimbulkan ketidakstabilan emosi.
Cobalah ganti kata-kata Anda menjadi, “Papa sedih deh karena sepertinya papa salah mengajar kamu sehingga kamu jadi punya kebiasaan buruk seperti ini.” Saat anak sudah mencoba segala cara untuk memperbaiki kebiasaan buruknya, tidak ada salahnya kalau kita mengungkapkan isi hati kita. Ekspresikan perasaan dari sudut pandang Anda. Cara ini bisa menjadi solusi yang baik dan efektif untuk mengatasi kebiasaan buruk anak. (CC)
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK