ARTICLE

Thu - Aug 02, 2018 / 3769 / Parenting

5 Alasan Anak Meninggalkan Kepercayaan yang Dianut Orang Tuanya

Orang tua mana yang tidak sedih ketika anaknya dewasa, tidak mengikuti keyakinan mereka. Pesan orang tua yang selalu didengungkan kepada anak saat remaja adalah ‘kalau pilih jodoh yang sama keyakinannya ya’.

Kekhawatiran orang tua ini akhirnya membuat ‘warning’ bagi gereja. Berbagai cara mulai dilakukan gereja untuk membantu anak-anak muda jemaatnya. Mulai dari mengadakan seminar, workshop, training dan berbagai pelatihan yang mengakomodir orang tua untuk bisa menjaga anak-anaknya agar tetap tidak meninggalkan Tuhan. Tapi kenapa sih ada saja anak yang meninggalkan keyakinan orang tuanya?

Baca juga: 20 CARA MUDAH MENJAGA SERTA MEMELIHARA KESEHATAN ANAK DAN KELUARGA

1. Orangtua kerap memakai agama untuk mengendalikan anak-anak dari rasa bersalah dan rasa malu.

'Yesus mengawasimu!” Inilah frase yang selalu disampaikan orangtua untuk mengendalikan tindakan anak-anaknya. Tanpa disadari, cara ini hanya sebagai bentuk intimidasi buruk bagi anak-anak. Naturalnya, kondisi pemikiran anak yang belum dewasa belum sanggup memahami peran Tuhan yang sesungguhnya. Dengan polosnya, anak akan berpikir kalau Tuhan itu adalah sosok yang sangat kejam dan beringas. Kedua, anak akan kehilangan kepercayaan dengan orangtuanya karena pemahaman mereka akan Tuhan juga sudah salah.

Solusi:

Supaya hal ini gak terjadi, didiklah anakmu dengan tidak melibatkan ancaman atas nama Tuhan. Sebaliknya, sampaikanlah pengertian yang logis kenapa mereka harus melakukan hal yang benar sesuai dengan pemahaman yang bisa mereka terima. Misalnya, Tuhan menganugerahkan kamu di tengah keluarga ini. Jadi tugas mama dan papa untuk menghargai karunia itu dengan membesarkanmu sesuai dengan caranya Tuhan.

 

Sumber: YouTube

2. Orangtua suka menakut-nakuti anak soal dunia yang jahat

Setiap orang yang percaya kepada Yesus memang sudah tak lagi serupa dengan dunia ini. Tapi gak seharusnya kamu memakai fakta ini untuk mengatakan kalau dunia ini jahat dan mengerikan. Apalagi orangtua terus menerus menyampaikan soal hukuman yang akan Tuhan lakukan bagi setiap orang yang masih serupa dengan dunia. Tolong jangan pernah menyampaikannya karena hal ini hanya akan membuat pemahaman anak soal Tuhan jadi salah.

Solusi:

Ucapkanlah kata-kata penyemangat yang sederhana. Misalnya, Nak kita sebagai orang Kristen diajarkan untuk mengasihi. Jadi, sekalipun banyak orang yang menjahatimu, jangan pernah membalasnya dengan hal yang sama. Berbelas kasihlah atas orang lain.

 

3. Orangtua gak menghidupi sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan

Orangtua adalah role model anak! Camkan hal ini. Jadi, saat orangtua menghidupi sukacita, damai sejahtera dan kasih dalam hidup mereka sehari-hari maka secara otomatis anak mengikutinya juga. Bagaimana perilaku orangtua dalam iman jauh lebih penting daripada apa yang anak dengarkan tentang iman orangtua mereka. Istilahnya, tindakan lebih berbicara daripada ucapan semata.

Solusi:

Belajar menjadi orangtua Kristen sejati. Memberi teladan kepada anak lebih dulu. Karena orangtua yang berhasil mempraktikkan imannya jauh lebih berhasil membuat anak-anaknya jadi orang Kristen sejati daripada orangtua yang hanya berkata-kata tentang iman tapi dalam perbuatan malah jadi batu sandungan.

 

Sumber: LOLWOT

4. Anak dibiarkan mencari jawaban dari pertanyaan mereka sendiri

Alaminya, anak-anak punya segudang pertanyaan soal kekristenan yang berharap bisa dijawab oleh orangtuanya. Tapi sering kali orangtua menghindar dari pertanyaan-pertanyaan membingungkan anak-anak mereka dan memaksa anak untuk mencari jawaban sendiri di luar sana.

Solusi:

Sekalipun pertanyaan anak sulit dan orangtua gak tahu harus menjawab apa, jangan pernah menolak atau mengabaikan mereka. Tapi jawablah dengan jujur. Misalnya, “Mama atau Papa sebenarnya kurang tahu juga soal itu. Tapi pertanyaanmu menarik sekali nak. Mungkin kita bisa mencari tahu jawabannya dari Alkitab, atau menanyakannya kepada pendeta.”

 

5. Orangtua hanya memaksa anak ikut dalam beragam kegiatan rohani tanpa mau membantu mereka

Banyak orangtua yang terlibat dan aktif dalam komunitas gereja selalu memaksa anak-anak mereka untuk terlibat juga dalam komunitas. Sayangnya, ada banyak anak yang tak paham betul kenapa mereka harus masuk komunitas dan melakukan sesuatu bersama orang lain. Tahukah kamu akibat dari tindakan orangtua ini, lambat laun anak akan mulai frustrasi, tertekan dan akhirnya memberontak. Mengelak dari semua kegiatan berbau kerohanian dan kabur mencari komunitas yang membuatnya menjadi dirinya sendiri.

Solusi:

Kalau anakmu hanya merasa mereka hanya melakukan sesuatu karena disuruh atau karena ikut-ikutan saja, segeralah menolong mereka. Sebelum memasukkan mereka ke dalam sebuah komunitas gereja, bantulah mereka memahami lebih dulu esensi dasar dari apa yang hendak dia lakukan di sana. Kalau ternyata dia tak suka dan gak punya ketertarikan di dalam komunitas atau kegiatan itu, jangan memaksa. Berikan dia waktu untuk menemukan potensi dan kesenangannya.

Baca juga: CIPTAKAN ANAK JENIUS DENGAN MENJADI ORANG TUA YANG “HADIR” SECARA EMOSIONAL

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 22: 6

Di jaman ini, orangtua diperhadapkan dengan tantangan besar atas anak-anak mereka. Ada banyak pemahaman dan ideologi salah yang disebarkan oleh kelompok tertentu. Jangan sampai anak-anakmu jadi salah satu korban ideologi salah ini dan yang membuatnya jauh dari Tuhan dan menolak kekristenan. (CC)

Sumber: jawaban.com

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK