Mulai dari teman sebaya, media sosial, sampai tren dunia. SuperParents, sebagai orangtua dan guru, kita sering khawatir: apakah mereka bisa bertahan?
Alkitab memberi banyak contoh tentang tokoh-tokoh yang jatuh karena terpengaruh. Dari kisah mereka, kita bisa belajar betapa pentingnya menjaga hati dan mengarahkan anak pada kebenaran.
Yudas, murid Yesus, rela menyerahkan Gurunya demi 30 keping perak. Awalnya ia mengikuti Yesus, tetapi hatinya tidak dijaga dari cinta uang. Akhirnya ia menyesal, tetapi penyesalan itu berujung pada kematian tragis. Dari Yudas kita belajar: jika hati anak tidak dilatih menguasai diri terhadap uang dan godaan materi, akhirnya mereka bisa kehilangan arah dan merasa hampa.
Simson diberi kekuatan luar biasa oleh Tuhan, tapi ia jatuh karena rayuan Delila. Rasa cinta membutakan matanya, membuatnya membuka rahasia yang seharusnya ia simpan. Akibatnya, ia ditangkap dan kehilangan kekuatan. Namun, Simson masih sempat bangkit di akhir hidupnya meski dengan pengorbanan nyawa. Ini mengajarkan bahwa rayuan atau bujukan bisa berbahaya, dan anak-anak perlu diajar untuk berkata “tidak” ketika sesuatu menjauhkan mereka dari Tuhan.
Saul mengaku sendiri bahwa ia lebih takut pada rakyat daripada taat kepada Tuhan. Ia akhirnya kehilangan kerajaannya karena membiarkan tekanan orang lebih besar daripada suaranya untuk taat. Saul berakhir tragis, mati dalam peperangan.
Dari Saul kita belajar: tekanan dari luar bisa sangat kuat, tapi jika anak-anak dibangun dalam identitas yang benar, mereka tidak mudah menyerah pada tekanan teman sebaya.
Petrus yang biasanya berani, menyangkal Yesus tiga kali karena takut diseret bersama-Nya. Bedanya dengan Yudas, Petrus menangis dengan penyesalan yang tulus dan kembali bangkit. Ia bahkan dipakai Tuhan sebagai pemimpin jemaat mula-mula. Kisah Petrus menunjukkan bahwa meski anak bisa jatuh karena takut, mereka masih bisa bangkit jika mau kembali pada Tuhan.
Pasangan ini sepakat menahan sebagian hasil tanah tapi berpura-pura memberi semuanya. Mereka ingin terlihat dermawan padahal hatinya penuh kebohongan. Akhirnya mereka mati mendadak sebagai konsekuensi. Kisah ini keras, tapi mengajarkan bahwa ketidakjujuran dan keinginan tampil baik di mata orang bisa menghancurkan hidup.
BACA JUGA : Anak Rentan Terpengaruh? Begini Cara Orangtua Bisa Menjaga Mereka
Dari kelima tokoh ini kita bisa melihat: ada yang berakhir tragis, ada yang masih sempat bangkit. Kuncinya terletak pada hati—apakah terbuka pada pengaruh yang salah atau tetap berpegang pada Tuhan.
Sebagai orangtua dan guru, mari kita menolong anak-anak untuk tidak mudah terpengaruh. Ajarkan mereka mengendalikan diri, berani berkata tidak, dan kembali pada Tuhan ketika jatuh. Sebab dunia akan selalu mencoba mempengaruhi, tapi iman yang kokoh akan menolong mereka berdiri teguh.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK