ARTICLE

Mon - Jul 02, 2018 / 4042 / Parenting

7 Sikap Toxic Parents yang Seringkali Dilakukan dan Tidak Disadari Orang Tua

Toxic parents atau orang tua beracun adalah pola asuh yang buruk sehingga bisa menggerogoti kepercayaan diri anak, membuat anak tidak bahagia, dan bisa membuat mereka menjadi benci dengan orang tuanya. Perilaku ini kadang tidak disadari orang tua tapi sangat berpengaruh bagi perkembangan emosi, mental, pikiran, dan psikologis anak.

Agar SuperParents bisa menjadi orang tua yang baik, sebaiknya kita cepat menyadari dan menghindari sikap-sikap yang mengindikasikan kalau kita sebenarnya orang tua “beracun”.

 

1. Tidak menghargai pendapat dan keinginan anak.

Orang tua memang mau yang terbaik untuk anak, tapi tak jarang apa yang dimau tidak sesuai dengan keinginan anak. Menurut dr. Barbara Greenberg, Ph.D.—penulis buku “Second Language – A Parent’s Guide to Becoming Bilingual”, komunikasi dengan anak kadang memang menjadi sesuatu yang trickyToxic parents cenderung tidak mau mendengarkan apa pendapat anak mereka. Bahkan Anda sering  menyela saat anak berbicara dan membantah argumennya. 

Berusahalah untuk diam dan mendengarkan saat anak menyampaikan pendapatnya. Ketika anak mengetahui orangtuanya mau mendengarkan, anak akan mulai berani berbicara lebih banyak dan terbuka sehingga kepercayaan dirinya ikut meningkat. Lalu cari jalan tengah agar anak dan orangtua sama-sama puas. 

Baca juga: INILAH YANG BISA KAMU LAKUKAN AGAR GENERASI ANAK INDONESIA MEMPUNYAI AKHLAK BAIK

 

2. Membandingkan anak dengan saudaranya atau orang lain.

Hal ini tidak membuat anak menjadi lebih baik, justru karena inilah akan tumbuh jiwa pembangkang dari anak. Kebiasaan ini akan menimbulkan rasa rendah diri karena tidak pernah memuaskan orang tuanya. Selain itu, anak akan menjadi enggan bergaul karena takut di bandingkan lagi.

 

3. Negatif thinking pada anak.

Menurut Jeffrey Bernstein, Ph.D.—penulis buku “10 Days to a Less Defienat Child” pikiran negatif dari orangtua yang sebenarnya memancing emosi anak untuk bertindak agresif. Sebaiknya mulailah berpikir positif seperti, mengubah persepsi yang tadinya mencurigai “Ia sangat menjengkelkan hari ini” menjadi pertanyaan seperti “Apa yang menyebabkan ia bertingkah seperti itu?”.

Tunjukkan sikap positif dan teladan yang baik pada anak-anak. Berilah kepercayaan pada anak bahwa dia akan menjadi anak baik tanpa selalu dimarahi. Sambil tetap diawasi dan diberi peringatan jika dia berbuat nakal.

 

Sumber: Ensiklopedia Bebas

4. Mengekang dan membatasi anak.

Bayangkan jika SuperParents sedang memegang burung gereja kecil. Ketika burung itu semakin dipegang erat dan kencang, apakah yang terjadi? Burung itu jadi kesakitan, bahkan bisa saja mati. Inilah gambaran ketika kita terlalu mengekang anak dengan kebutuhan yang menurut kita baik.

Misalnya karena kita tidak suka dengan teman-teman si anak, kita melarang untuk bermain dan berteman, kemudian mengurungnya. Atau SuperParents memaksa mereka ikut berbagai macam les dan tidak punya waktu bermain atau mengeksplor hal yang ia sukai.

 

5. Menuntut anak dewasa sebelum waktunya.

Berilah kepercayaan pada anak bahwa dia akan menjadi anak baik tanpa selalu dimarahi. Sambil tetap diawasi dan diberi peringatan jika dia berbuat nakal. Anak akan lebih bertanggung jawab sejak dini, bila orangtua terbiasa mengajarkannya.

Baca juga: ALASAN YANG BISA JADI REFERENSI SUPERPARENTS UNTUK MEMASUKKAN ANAK KE SEKOLAH KRISTEN 

 

6. Menuntut anak membahagiakan.

Seperti artikel yang pernah Superbook sampaikan disini (http://www.superbookindonesia.com/article/read/850) , membahagiakan orang tua itu bukan tugas anak. seharusnya orangtua membahagiakan diri sendiri lebih dulu, sebelum memutuskan punya anak.

Sumber: Mommyish

Anak tidak pernah minta dilahirkan, dan kehidupan anak serta kebahagiaannya adalah tanggung jawab orangtua yang telah membawa anak ke dalam dunia. Oleh sebab itu, sangat salah jika orangtua tidak bahagia dan melampiaskannya pada anak. Anak menjadi ikut tidak bahagia, dan bisa berdampak negatif pada perkembangannya.

 

7. Tidak peka pada perasaan anak.

Bangunlah komunikasi yang baik dengan anak agar hubungan bisa lebih erat dan dekat. Jangan terlalu banyak bicara tanpa mau mendengar ucapan anak. Mereka juga bisa merasa sakit hati saat ucapannya dipotong atau malah tidak didengarkan sama sekali. (CC)

Sumber: theasianparent.com & glitzmedia.co

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK