Tuhan
menganugerahkan keturunan di dalam sebuah keluarga karena Tuhan mempercayakan
orangtua merawat dan mendidik anak menjadi apa yang Tuhan kehendaki. Memang
benar bahwa membesarkan dan mendidik anak bukanlah perkara mudah, sehingga
banyak dari orang tua khawatir dan sibuk melakukan banyak hal yang mereka pikir mampu menolong anak tumbuh seperti yang mereka inginkan.
Sayangnya,
tak sedikit dari mereka yang mengabaikan hal terpenting yang sangat memengaruhi
pertumbuhan anak di masa dewasanya, yaitu membantu anak tumbuh dalam kehidupan
emosional yang relatif sehat (seperti rasa peduli, mengasihi, dan jujur),
membantu anak untuk memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, pendidikan yang
layak dan mengenali setiap potensi-potensi yang dimiliki anak sebagai sebuah kekuatan yang, tentu saja, akan bermanfaat untuk kehidupannya.
Dari
keempat hal di atas, orangtua kerap lalai mengenali bakat dan potensi yang
dimiliki anak sejak kecil. Berikut peran orang tua agar anak mengasah bakat-bakat terpendamnya.
Kapan
sebaiknya mulai mengidentifikasi bakat terpendam anak? Waktu terbaik untuk itu
adalah saat mereka lahir. Orangtua mungkin belum melihat banyak hal pada
awalnya, tetapi tunggu dan perhatikanlah seiring pertumbuhan anak dari waktu ke
waktu. Hal demikian mungkin akan terlepas dari perhatian seorang ayah, tetapi
ibu diberkati dengan naluri terhadap anak-anak mereka, sehingga mereka akan
cenderung peka dengan tanda-tanda kepribadian yang mulai muncul di dalam diri anak.
Orangtua bisa mengidentifikasi bakat itu dari hal-hal sederhana, seperti apa yang paling mereka suka, kegiatan apa yang menarik perhatian dan rela terlibat dalam kegiatan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Biasanya bakat itu akan semakin menonjol ketika anak sudah berusia 12 tahun. Tetapi hanya karena mendorong anak bermain piano sejak usia 6 tahun bukan berarti dia tertarik menjadi seorang pianis. Atau ketika anak diberi kepercayaan menyampaikan pidato di depan kelas, bukan berarti anak ditakdirkan menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau lembaga. Jadi, orang tua berperan penting untuk terus memantau beragam minat anak dan mengidentifikasi bakat dominan yang dimiliki anak.
Banyak
orang tua yang tampaknya tidak setuju dengan kesenangan anak sehingga banyak
dari mereka yang mencoba untuk menghalangi dan melarang anak untuk tumbuh
menjadi apa yang mereka senangi. Misalnya, seorang ayah yang menaruh minat
bisnis yang kuat menghendaki bakat yang sama terhadap anak. Padahal, anak justru lebih tertarik dengan bakat di dunia musik. Sehingga banyak pertentangan dari sang ayah dalam perjalanan pertumbuhan anak untuk menjadi apa yang mereka inginkan.
Akan
ada anak yang tampaknya tidak menunjukkan bakat-bakatnya sejak kecil. Dalam hal
ini, orangtua patut membantu anak untuk mengenali bakat-bakat mereka, misalnya
mengajaknya bermain atau melakukan kegiatan tertentu. Lalu perhatikanlah
bagaimana anak meresponi kegiatan yang mereka lakukan, apakah mereka tampak tertarik atau tidak.
Sembari
mengamati bakat yang dia miliki, buatlah jurnal sederhana yang berisi tentang
daftar bakat yang tampaknya menarik perhatian anak. Dari hal itu, Anda akan bisa mulai mengidentifikasi potensi yang dominan dimiliki anak yang bisa saja akan terjadi secara berulang.
Mungkin
orangtua akan tampak kesulitan dalam hal ini. Tetapi bagaimana pun juga orang
tua adalah orang terdekat yang lebih mengenal minat anak. Untuk itu, mulailah
menegaskan kepada anak akan bakat-bakat yang mereka punya kemudian mendorongnya
untuk mengembangkan bakat itu. Misalnya, orangtua yang memiliki anak yang
berbakat dalam renang bisa mendorong anak untuk ambil bagian dalam kesempatan
di berbagai lomba renang. Lalu rayakan prestasi anak ketika mereka merasa bisa melakukannya dengan baik.
Orangtua
memang berperan penting mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan. Sama
seperti perintah Tuhan bagi setiap orang tua untuk mendidik anak muda sesuai
dengan jalan yang patut baginya sehingga pada masa tuanya kelak ia akan
menikmati buah yang baik (Amsal 22: 6). Dalam artian, orangtua berperan untuk
memperhatikan bakat anak-anak dan menjadi guru bagi anak. Ingatlah bahwa setiap anak sesungguhnya dikaruniai bakat-bakat tertentu dari Tuhan.
Sumber : Familylife.com/jawaban.com/
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK