Nofta Telaumbanua memiliki 2 orang adik yang tinggal bersamanya. Tanpa Nofta sadari, tangan kecilnya suka terayun ke badan adiknya saat adiknya tidak menyapu atau membersihkan rumah. Sikap ringan tangannya itu juga dia tutup-tutupi dengan cara berbohong kepada orang tuanya, lewat keluhan pada sikap adik-adiknya yang ribut.

Tapi saat bapaknya pulang bekerja, adik-adiknya mengadukan perbuatan Nofta. Nofta pun menerima pukulan dari bapaknya. Nofta tidak membenci bapaknya karena ia tahu ia juga bersalah. Sampai akhirnya bapaknya meninggal, ia begitu sedih dan merasa kehilangan.

Baca juga : KISAH DAUD MENGINSPIRASIKU UNTUK SABAR DAN MURAH HATI

Suatu Minggu, ibunya mengajak Nofta dan adik-adiknya ke gereja. Nofta mulai bersekolah minggu di Gereja Kemenangan Iman Indonesia Onozitoli Sawo, Nias. Saat itu, ia belajar dari kisah Daud. Kisah ini menyadarkannya akan sikap buruknya selama ini. Daud bersukacita atas pekerjaan yang diberikan padanya. Daud sering memainkan kecapi dan memuji Tuhan.

Mulai saat itulah, Nofta berjanji untuk berubah dan rajin memuji Tuhan seperti Daud. Suatu hari, salah satu adiknya dipukul oleh temannya. Mendengar adiknya dipukul, Nofta langsung ke rumah anak tersebut. Bukan untuk membalas dendam, tapi mengajak anak tersebut ikut bersekolah minggu. Dia berharap anak tersebut bisa mengubah sikapnya dan tidak kasar lagi ke adik ataupun anak lainnya.

Baca juga : CERITA TOKOH ALKITAB DI SEKOLAH MINGGU MENGUBAH SEGUDANG KEBIASAAN BURUK JUWITA

Sampai sekarang, anak tersebut masih rajin bersekolah minggu dengan Nofta. Nofta juga berubah menjadi anak yang sayang dengan adik-adiknya, tidak main tangan lagi, mau membantu ibunya, dan sangat bertanggung jawab di keluarga.

“Saya mau membantu ibu di rumah karena bapak sudah tidak ada lagi. Saya kasihan melihat ibu yang setiap hari harus bekerja keras menghidupi kami bertiga,” papar Nofta.

Joni Arianto Nazara

Fasilitator Superbook - Nias