Berlaku kasar saat marah dan sulit mengakui kesalahan, itulah karakter yang dimiliki oleh Michaela Riyadi Joy (9 tahun). Bahkan terkadang dia bisa memakai adiknya sebagai tameng atau bahan untuk menutupi kesalahannya.

Pernah suatu hari, Joy yang tidak berhenti bermain smartphone, ditegur oleh orang tuanya. Sontak dia langsung meletakkan smartphonenya dengan kasar dan melampiaskan kemarahannya dengan membanting pintu. Suatu saat juga, Joy menumpahkan makanan. Saat ditanya orang tuanya, dia tidak mengaku dan malah menuduh adiknya yang melakukannya.

Sampai akhirnya, Joy yang rajin mengikuti sekolah minggu di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Gisting, Kab. Tanggamus, Lampung belajar tentang Kisah Esau dan Yakub dari kurikulum Superbook. Joy mulai belajar untuk mengampuni dan mau mengakui kesalahan. Dari situlah, ia mulai berubah dan menunjukkan sikap yang lebih dewasa.

Baca juga : 

TIDAK SEGAN KASAR KEPADA TEMANNYA, NANDO AKHIRNYA SADAR KARENA HAL INI

KEREN! ZHORA MEMBANTU TEMANNYA BANGKIT DARI KESEDIHANNYA DENGAN MENCERITAKAN HAL INI

Joy sekarang mau mengakui kesalahannya dan tidak mudah marah-marah lagi. Dia juga mau minta maaf kepada adiknya karena sering menyalahkannya.

Joy adalah salah satu anak yang telah merasakan dampak dari program pemuridan Superbook di gerejanya. Bayangkan jika anak-anak di setiap gereja bisa merasakan kasih Tuhan, belajar firman Tuhan dengan kontekstual serta menarik, dan akhirnya mengalami perubahan dalam hidupnya! Akan semakin banyak generasi yang mencintai-Nya dan mengamalkan kasih-Nya. Untuk itu, yuk ambil bagian dari kegerakan ini. Bersama kita wujudkan generasi hebat di masa depan!

SAYA DUKUNG

KUKUH LUMAKSONO

Fasilitator CBN