Apa yang akan kamu lakukan saat sudah menerima uang saku dari orangtua? Jajan? Menyisihkannya untuk ditabung dan makan bekal? Atau membantu orang lain? Kalau Elisabeth Andara yang sering dipanggil dengan panggilan Elisa (8 tahun) sih memilih untuk menghabiskan semua uangnya dengan jajan. Padahal orangtuanya berpesan agar ia bisa berbagi.

Setiap hari, orangtua Elisa selalu memberikan uang saku sejumlah Rp 4.000,- kepadanya dan berpesan agar uang itu tidak dihabiskan semuanya. Sayangnya Elisa tidak taat. Selain itu, ia punya sikap yang tidak mau kalah. Pernah suatu kali saat ia bermain games bersama teman-teman sekolah Minggunya dan kalah, Elisa langsung marah dan tidak terima.

Baca juga : BEBAS DARI PIKIRAN NEGATIF DAN DOSA SETELAH BELAJAR INI

Tapi ketidaktaatan dan emosi Elisa kini telah berubah sejak ia belajar tentang kisah “Naaman dan Pelayan Perempuan” dari Superbook di sekolah Minggunya, Gereja Bethel Tabernakel Kristus Alfa Omega Borobudur/ Kembangarum/ Manyaran. Hari itu, ia belajar dari Naaman yang taat kepada Tuhan, ia juga mau seperti Naaman.

Setelah belajar, ia berkomitmen dan mulai berubah. Sekarang ia tidak mudah marah, lebih bisa mengendalikan diri, dan mengasihi teman-temannya. Ia juga dengan sukacita menyisihkan sebagian uang sakunya sejumlah Rp 2.000 untuk diberikan setiap Jumat kepada nenek pengemis ketika ia berangkat sekolah. Setiap Senin dan Rabu pun, ia juga menabur untuk pembangunan Dream Center di sekolahnya.

Baca juga : MENOLAK AJAKAN BURUK TEMAN DAN TERUS MENDOAKANNYA

Bukan hanya itu saja, orangtua Elisa juga melihat semakin banyak perubahan pada Elisa terutama saat membaca firman Tuhan. Yang biasanya hanya 1 pasal, sekarang bahkan mencapai 3 pasal setiap harinya. Ibu dari Elisa sangat bersyukur karena Superbook membantu anaknya untuk belajar Firman Tuhan. “Superbook itu sangat bagus untuk anak karena sangat mendidik,” paparnya. Kiranya semakin banyak anak-anak di seluruh Indonesia yang diubahkan sesuai Firman Tuhan.

Dwi Agus Priyono

Fasilitator Superbook - Semarang