Beragamnya akses informasi dan hiburan yang tersedia, terkadang bisa menyesatkan anak-anak yang mengonsumsinya tanpa filter dari orang tua. Salah satu genre film yang paling diminati dan bisa mempegaruhi kepribadian seseorang yang ‘kurang kuat’ adalah film horor. Seperti yang Joshua Laoli (8 tahun) tonton.

Ia punya kebiasaan menonton televisi terutama film-film horor. Tapi lama kelamaan, ia menjadi takut setiap berada atau melewati tempat gelap. Joshua pasti minta ditemani oleh orang tua atau kakaknya. Bahkan saat tidur, ia ingin lampu tetap menyala. Orang tuanya menjadi heran kenapa dia berubah menjadi anak yang penakut seperti itu.

Baca juga : MENGIKUT TUHAN SETELAH MENDENGAR SUARA

Ternyata saat di sekolah pun, Joshua dan teman-temannya juga saling bercerita juga tentang pengalaman mereka saat menonton film horor. Akibatnya, benih ketakutan itu semakin tertanam dalam pikirannya.

Saat itu, Joshua yang bersekolah minggu di GTDI Filadelfia, Nias Utara belajar dari pemuridan anak Superbook di sekolah minggunya, kisah tentang Kelahiran Tuhan Yesus. Ia bahkan teringat dan bisa menceritakan kembali kisah ini dengan lengkap. Karena belajar hal inilah, Joshua melupakan ketakutannya terhadap kegelapan dan kesukaannya menonton film horor.

Baca juga : TAK TAKUT BERGAUL LAGI SETELAH BELAJAR DARI KISAH GIDEON

Kak Joni, selaku fasilitator Superbook yang ada di daerahnya mengingatkan juga kepadanya bahwa Tuhan Yesus datang ke dunia, membawa terang dalam diri-Nya agar orang-orang tidak lagi takut. Seperti Joshua yang tidak perlu takut lagi karena Tuhan Yesus selalu menyertainya. Mulai saat itulah, Joshua tersadar dan berdoa agar tidak akan takut lagi.

Joni Arianto Nazara

Fasilitator Superbook - Nias