Rici Kloeke (9 tahun) tinggal bersama nenek dan ketiga kakaknya di Manado. Untuk menghidupi keluarga, nenek Rici biasanya membuat pisang goreng, kemudian Rici jual keliling kampung. Dagangannya selalu habis terjual. Sepulang Rici berjualan, ia datang ke GMIM Lotta Pineleng untuk beribadah. Ia sangat senang sekali karena sekolah minggu di gerejanya sudah menggunakan kurikulum Superbook.

Baca juga : KEHILANGAN AYAH TIDAK MEMBUAT SIKAPNYA MEMBURUK

Suatu siang saat jam istirahat di sekolahnya, ada tiga orang teman yang mendatanginya. Mereka tiba-tiba meminta Rici untuk mengaku kalau mengambil uang temannya itu. Karena merasa tidak mencuri, Rici menyangkalnya. Tapi ketiga temannya justru menendang punggung Rici. Spontan Rici langsung membalasnya dengan pukulan. Akhirnya mereka pun berantem.

Teman lain yang melihat kejadian itu segera melaporkan ke guru. Alhasil Rici dan ketiga temannya dipanggil guru kelasnya. Mereka menceritakan semua kejadiannya dan disitulah gurunya sadar bahwa Rici tidak mencuri uang temannya. Setelah di gali lebih dalam, teman-temannya mulai mengaku bahwa sebenarnya temannya tidak kehilangan uang. Ia hanya kesal dengan Rici dan ingin memancingnya untuk marah.

Baca juga: WALAU BERASAL DARI KELUARGA YANG BELUM PERCAYA, TAPI ANAK INI BELAJAR HAL LUAR BIASA

Ibu guru segera meminta ketiga anak itu untuk meminta maaf kepada Rici. Rici saat itu sangat marah sekali, tapi ia teringat kisah Daud di sekolah minggu sewaktu ia belajar lewat kurikulum Superbook. Daud bisa menang melawan Goliat karena Tuhan. Sama seperti dirinya, Rici bisa menang bukan karena telah memukul temannya, tapi karena mampu mengampuni dan memaafkan mereka. Rici bisa memaafkan karena Tuhan yang mampukan.

Riris Pakpahan

Fasilitator Superbook - Minahasa