ARTICLE

Fri - Jun 14, 2024 / 301 /

INI DIA KISAH SINTIA: ANAK YANG SEMPAT MERASA SAKIT HATI PADA ORANG TUANYA

Hai, namaku Sintia, saat ini aku berumur 12 tahun. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Aku merasa kurang mendapat perhatian dari orang tuaku. Papaku bekerja sebagai sopir dan jarang pulang, sementara mamaku adalah seorang karyawan yang sibuk. Rasanya sedih sekali tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama papaku. Aku sering iri melihat teman-temanku yang bisa bermain dan bercanda dengan papa mereka. Akibatnya, aku menyimpan rasa kecewa dan marah sama papa.

Selain itu, aku juga sering melawan dan malas ketika mama memintaku melakukan sesuatu. Aku sering melakukan perintah mama dengan terpaksa dan tanpa semangat. Aku juga mudah sekali sakit hati, terutama saat mamaku membentak dan memarahiku ketika aku tidak segera melakukan apa yang dia minta. Aku sering menangis dan merasa kecewa dengan sikap orang tuaku.

BACA JUGAAnak yang Malas ini Menemukan Semangat Baru Berkat Superbook

Suatu hari, aku mengikuti nobar SuperPaskah Superbook di gereja. Di sana, aku menyaksikan kisah penyaliban Tuhan Yesus. Kisah itu benar-benar menyentuh hatiku. Aku terharu saat melihat bagaimana Yesus mati untuk menebus dosa manusia, termasuk dosaku. Yang paling mengena adalah saat Yesus berkata, 'ampunilah mereka'. Aku sangat tertegur melihat Tuhan masih melepaskan pengampuan bahkan kepada orang-orang yang udah berbuat jahat sama Dia. Di momen itu, aku merasa bersalah banget karena selama ini aku menyimpan rasa sakit hati terhadap orang tuaku.

Aku sadar bahwa tidak baik memelihara perasaan marah atau kecewa. Jadi, aku memutuskan untuk meminta maaf kepada papaku. Aku mengaku bahwa aku sering merasa sakit hati karena papaku sibuk dan jarang ada waktu untukku. Papaku mendengarkanku dengan sabar, dan mengerti perasaanku.

Setelah itu, hubungan kami semakin kompak. Aku jadi lebih sering menghubungi papaku, dan begitu juga sebaliknya. Kami mulai terbuka satu sama lain, dan aku selalu bercerita tentang apa yang aku alami setiap hari. Dengan mamaku, aku juga mengalami perubahan. Sekarang, aku lebih mau mendengar dan melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab, bukan lagi dengan terpaksa.

BACA JUGAAnak Kasar dan Suka Berkata Kasar Mendadak Berubah, Kok Bisa?

Jika papaku pulang ke rumah, kami sering menghabiskan waktu bersama, sekedar bercerita dan berbagi pengalaman. Hubungan keluarga kami semakin erat dan harmonis. Aku merasa sangat bersyukur bisa merasakan kebersamaan ini.

Dari tayangan Superbook, aku merasa sangat terberkati. Aku belajar untuk lebih mengasihi orang lain, mau lebih taat beribadah, dan mau terlibat aktif melayani di gereja. Semua itu aku lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Orang tuaku juga bersyukur melihat perubahan dalam diriku. Mereka melihat aku menjadi anak yang lebih baik dan penuh kasih.

Kisahku ini adalah bukti bahwa Tuhan bisa bekerja melalui berbagai cara untuk mengubah hati kita. Melalui tayangan Superbook, aku belajar arti pengampunan dan kasih yang sejati. Aku berharap, siapapun yang membaca kisahku ini bisa terinspirasi untuk lebih mengasihi dan menghargai keluarganya, serta selalu taat kepada Tuhan.

Mau melihat kisah seperti Sintia lebih banyak lagi? Mari dukung terus pelayanan pemuridan Superbook, agar semakin banyak anak yang dapat mengalami kasih Kristus dan pengenalan akan Tuhan yang benar sehingga mereka dapat menjadi generasi hebat di masa depan. Yuk klik tombol di bawah dan ikut menjadi berkat untuk anak-anak!

MAU JADI BERKAT

Audreyline S. Candy

Penulis Konten
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK