SuperParents, pernahkah kita terlalu sibuk mengejar harapan pada anak sampai lupa mendengarkan mereka?
Kadang, kita ingin anak jadi yang terbaik di sekolah, ikut banyak les, atau bisa ini dan itu.
Harapan ini mungkin diawali dengan niat baik kita sebagai orang tua agar anak-anak sukses di masa depan.
Namun sayangnya, ada juga sebagian orang tua yang menuntut anak unggul secara berlebihan hanya untuk memenuhi ambisi pribadi dan menjadikan anak sebagai aset kompetisi dengan orang tua lainnya.
Akhirnya anak menjadi terbeban secara emosional. Mereka yang seharusnya memiliki waktu untuk bermain, bersosialisasi dan beristirahat terpaksa harus kehilangan itu semua demi memenuhi jadwal belajar yang padat untuk memenuhi ekspektasi orang tua.
BACA JUGA: Apakah Anak Perlu Ikut Les? Manfaat dan Kekurangannya bagi Pertumbuhan Anak
Coba mari kita renungkan sejenak, apakah anak kita sudah menjalankan haknya dengan baik? Karena mereka punya hak untuk berpendapat menyatakan apa yang mereka rasakan atau pikirkan, hak untuk merasa nyaman, hak untuk bermain, bersosialisasi, merasa aman bahkan hak untuk beristirahat.
Tuntutan yang berlebihan nggak cuma bikin anak capek secara fisik, tapi juga bisa merusak mental mereka. Berikut dampaknya:
1. Stres dan Cemas: Anak yang terlalu ditekan sering merasa takut gagal. Akibatnya, mereka jadi cemas dan kehilangan rasa percaya diri.
2. Kesehatan Menurun: Kurang tidur, kurang waktu bermain, dan tekanan terus-menerus bisa bikin tubuh mereka lebih mudah sakit.
3. Hubungan dengan Orang Tua Terganggu: Anak yang merasa terlalu dituntut bisa menjauh dari orang tuanya karena merasa nggak didukung, hanya dituntut.
Supaya anak tetap bahagia dan berkembang, kita bisa mulai dengan beberapa hal ini:
- Kenali Anak Lebih Dalam: Apa yang anak suka dan bakatnya? Fokuslah pada itu. Jangan paksa mereka melakukan hal yang nggak mereka minati.
- Buat Jadwal Seimbang: Pastikan ada waktu untuk belajar, bermain, dan istirahat. Jangan isi hari mereka hanya dengan belajar.
- Berikan Dukungan, Bukan Tekanan: Ajak anak bicara. Tanyakan apa yang mereka rasakan. Dengarkan tanpa menghakimi.
- Hargai Proses, Bukan Hasil: Katakan bahwa usaha mereka itu sudah sangat berarti, meski hasilnya mungkin belum sesuai harapan.
BACA JUGA: Cara Memilih Les yang Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak
SuperParents, anak kita cuma punya satu masa kecil, dan masa itu nggak bisa diulang. Jangan sampai masa kecil mereka hanya diisi dengan tekanan. Tuhan memberikan kita tugas untuk menjaga dan membimbing mereka dengan penuh kasih, bukan menuntut mereka jadi sempurna.
Anak-anak adalah titipan Tuhan yang berharga. Yuk, kita bantu mereka tumbuh dengan bahagia dan seimbang, tanpa merasa harus selalu memenuhi ekspektasi kita.
Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.”
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK