ARTICLE

Tue - Oct 31, 2023 / 499 / Parenting

SERING BILANG “JANGAN” KE ANAK SAAT BERMAIN BISA BERDAMPAK BURUK BUAT ANAK LHO!

Pernahkah SuperParents mendengar diri kita terus-menerus mengatakan 'Jangan lakukan itu' atau 'Jangan main seperti itu' kepada anak-anak saat mereka sedang bermain? Terkadang, sebagai orang tua, kita mungkin terlalu khawatir tentang anak-anak kita dan mencoba untuk melindungi mereka dari bahaya. Namun, terlalu banyak larangan saat bermain bisa memiliki dampak negatif pada perkembangan anak lho!

1. Kemampuan eksplorasi anak berkurang

Kemampuan eksplorasi adalah salah satu cara penting bagi anak-anak untuk belajar. Saat anak bermain, mereka menggali dunia di sekitar mereka, mengamati, mencoba hal-hal baru, dan memecahkan masalah. Namun, jika kita terlalu banyak melarang mereka, kemampuan eksplorasi mereka akan terhambat. Mereka mungkin menjadi kurang kreatif dan kurang berani mencoba hal-hal baru.

2. Anak jadi tidak percaya diri

Terlalu banyak larangan saat bermain juga dapat mengurangi rasa percaya diri anak. Ketika anak terus-menerus dilarang, mereka mungkin merasa bahwa apa yang mereka lakukan selalu salah. Ini bisa membuat mereka merasa tidak aman dan meragukan diri mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu, kurangnya rasa percaya diri ini dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional anak.

3. Anak jadi kurang mandiri

Selain itu, terlalu banyak larangan juga dapat membuat anak menjadi kurang mandiri. Saat kita terlalu mengontrol aktivitas bermain mereka, mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar cara membuat keputusan sendiri dan mengatasi masalah. Ini bisa berdampak pada perkembangan keterampilan hidup yang penting.

Jadi, bagaimana sebaiknya SuperParents mengatasi masalah ini? Sebagai orang tua, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

1. Memberi pilihan pada anak

Sebagai gantinya, cobalah memberikan anak pilihan atau alternatif. Misalnya, 'Mau beresin bonekanya dulu nggak, sebelum main masak-masakan?' atau 'Mandi dulu ya, kan keringetan habis main lari-larian?' Dengan memberikan mereka pilihan, SuperParents memberi mereka kesempatan untuk merasa lebih memiliki atas keputusan mereka sendiri.

2. Mengucapkan kata positif

SuperParents dapat mengalihkan fokus dari larangan kepada kalimat positif. Misalnya, katakan, 'Kita main di dalam rumah saja, yuk!' ketimbang 'Jangan main jauh-jauh ya!' atau 'Gantian mainannya sama adik ya' ketimbang 'Jangan rebutan mainan sama adik!' Ini akan membuat anak merasa lebih didukung dan lebih mungkin untuk mengikuti keinginan SuperParents.

3. Alihkan perhatian anak

Jika SuperParents melihat anak mencoba melakukan sesuatu yang berbahaya, alihkan perhatian mereka dengan memberikan alternatif yang aman. Misalnya, jika anak mencoba bermain dengan colokan listrik, alihkan mereka dengan permainan lain seperti 'cilukba”.

Namun, penting untuk diingat bahwa larangan masih penting dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan keselamatan anak. Simpanlah larangan untuk hal-hal yang sangat penting, seperti untuk mencegah cedera atau bahaya serius. Selain itu, berikan anak SuperParents ruang untuk tumbuh dan belajar melalui bermain, eksplorasi, dan percobaan. Dengan demikian, kita dapat membantu mereka menjadi pribadi yang lebih mandiri, percaya diri, dan kreatif.

Anastasia Aprita Lusi Ekanaru

Penulis Konten
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK