Pernah nggak sih kita ngerasa dikasih label sama orang lain? Mungkin ada yang bilang, “Kamu tuh selalu bikin masalah,” atau “Kamu pasti gagal lagi.”
Rasanya nyesek, ya? Kadang, label itu nempel dan bikin kita percaya, “Iya ya, aku emang nggak bisa berubah.” Atau 'Aku memang gak layak deh.' Tanpa sadar, kita mulai meragukan diri sendiri.
Tapi, kisah anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32 mengajarkan sesuatu yang berbeda. Anak itu kabur dari rumah, habisin semua harta, dan akhirnya pulang dengan perasaan nggak layak. Dia berkata, 'Aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.' Dia mengira kesalahannya telah menghapus identitasnya.
Tapi apa yang dilakukan sang ayah? Ia berlari, memeluk, dan memberikan jubah terbaik untuk anak itu. Sang ayah tidak melihat anaknya sebagai 'yang hilang' atau 'yang gagal.' Ia melihat anaknya sebagai yang berharga. Itulah kekuatan pengampunan—bukan hanya memulihkan hubungan, tetapi juga membentuk ulang identitas.
Itulah kekuatan pengampunan. Bukan cuma maafin kesalahan, tapi juga ngasih identitas baru. Dari yang tadinya ngerasa nggak layak, jadi anak yang dicintai dan diterima sepenuhnya.
BACA JUGA: Mengampuni Meski Merasa Tidak Adil
Kadang kita mikir, “Aku udah terlalu banyak salah. Tuhan nggak mungkin mau maafin aku.” Tapi percaya deh, Tuhan selalu liat kita sebagai anak yang berharga. Dia nggak fokus sama masa lalu kita. Yang Dia lihat, kita adalah anak yang dicintai-Nya. Pengampunan-Nya ngerubah cara kita melihat diri sendiri.
Refleksi: Siapa Aku Setelah Diampuni?
Jadi, setelah diampuni, siapa sih kita? Bukan si gagal. Bukan si pembuat masalah. Kita adalah anak Tuhan yang berharga, dicintai, dan punya masa depan.
Coba deh, tulis di buku harian: “Siapa aku di mata Tuhan?” Tuliskan hal-hal baik tentang dirimu.
Pikirin label negatif apa yang harus kamu buang. Ganti dengan label baru: Anak Tuhan, Berharga, Dicintai.
Baca ayat ini: 'Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.' (1 Yohanes 3:1)
Hari ini, yuk, terima pengampunan itu. Biarkan Tuhan yang mendefinisikan siapa diri kita. Karena di mata-Nya, kita bukan lagi yang hilang, tapi yang berharga dan layak dicintai.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK