Ayat Renungan: 'Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain. Seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.' (Kolose 3:13)
Apakah saat ini kita sedang ngerasa susah banget memaafkan orang yang udah menyakiti kita atau pernah mengalaminya? Apalagi kalau mereka nggak minta maaf, atau bahkan nggak sadar kalau mereka bersalah. Rasanya pengen nunggu mereka datang sambil menangis minta ampun, baru kita mau memaafkan.
Tapi coba kita belajar dari kisah Yesus yang membasuh kaki Yudas.
Meski Yesus tahu persis kalau Yudas akan menjual Dia dengan harga 30 keping perak. Tapi apa yang Dia lakukan? Dia tetap membasuh kaki Yudas—tanda kasih dan pengampunan sebelum pengkhianatan itu terjadi.
Ini namanya kasih yang proaktif. Yesus nggak nunggu Yudas minta maaf dulu. Dia memilih mengampuni lebih dulu.
Kita sering terjebak dalam pikiran:
'Dia aja nggak minta maaf, ngapain aku maafin?'
'Aku nggak mau direndahkan, nanti dia mengulangi kesalahannya lagi!'
Coba renungkan: Kalau Yesus menunggu Yudas minta maaf dulu, mungkin kaki Yudas nggak akan pernah dibasuh, bahkan mungkin Yudas gak diizinin ada di dekat Yesus.
BACA JUGA: Kekuatan Sejati Ada dalam Kerendahan Hati
Memaafkan bukan berarti kita membiarkan orang lain menyakiti kita terus. Memaafkan adalah melepaskan beban kebencian dari hati kita sendiri.
Ketika kita memaafkan, kita sedang membebaskan diri dari racun kebencian.
Ketika kita memaafkan, kita meneladani Kristus yang sudah lebih dulu mengampuni kita.
Mungkin kita belum bisa memaafkan kesalahan besar hari ini, tapi kita bisa mulai dari hal kecil:
Pasangan lupa mengerjakan tugas rumah? Daripada marah, bilang: 'Nggak apa-apa, besok kita bagi tugas lagi.'
Ucapan teman tanpa atau justru secara sengaja menyakiti? Tebarkan senyum dan bilang: 'Aku nggak tersinggung, kok. Tapi lain kali ucapannya diperbaiki ya.'
Yesus membasuh kaki Yudas tanpa syarat. Dia nggak nunggu Yudas berubah dulu. Kita pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama.
Mungkin hari ini ada orang yang sudah menyakiti, dan mereka bahkan nggak sadar. Tapi coba ambil langkah pertama: maafkan dalam hatimu dulu. Nggak perlu muluk-muluk—mulai saja dengan melepas dendam, lalu biarkan Tuhan yang bekerja dalam hubungan itu.
Doa:
'Tuhan, hari ini aku belajar dari-Mu. Aku mau melepaskan semua sakit hati dan memaafkan seperti Engkau memaafkanku. Tolong aku untuk tidak menunggu orang lain minta maaf dulu, tapi berani mengampuni lebih dulu. Bentuklah hatiku seperti hati-Mu. Amin.'
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK