Thu - Apr 10, 2025 / 115 / Daily Devotional

Kekuatan Sejati Ada dalam Kerendahan Hati

Pernah gak sih SuperParents merasa 'gengsi' buat ngaku salah? Atau malu ngaku kita gak tahu jawaban dari pertanyaan anak atau seseorang? Atau mungkin, ngerasa berat buat minta maaf duluan walau sadar kita salah?

Kita mungkin sering berpikir kalau rendah hati = lemah. Kita takut dianggap gak kompeten, gak berwibawa, atau bahkan 'kalah'. Tapi lihat deh Yesus—Ia Raja di atas segala raja—mau membasuh kaki murid-murid-Nya, termasuk Yudas yang akan mengkhianati-Nya. Membasuh kaki itu kerjaan seorang hamba, tapi Yesus ngelakuin dengan keberanian dan kekuatan.

Seringkali kita salah dalam:

'Aku Harus Tahu Semuanya!'
Sebagai orang tua atau seseorang, kita merasa wajib jadi 'sumber jawaban'. Padahal, ngaku 'Nak, maaf Papa/Mama belum tahu, kita cari jawabannya sama-sama yuk' justru ngajarin kerendahan hati dan proses belajar.
'Aku Gak Boleh Salah Duluan!'
Hubungan retak karena kedua pihak nunggu ada yang minta maaf duluan. Tapi Yesus membasuh kaki Yudas sebelum dikhianati—Ia memilih mengasihi terlebih dahulu.
'Aku Gak Perlu Bantu Dia!'
Menghindari orang yang pernah menyakiti karena gengsi? Atau merasa 'Ah, ngapain aku bantu tukang bersih-bersih? Itu kan bukan tugasku.' Yesus justru melayani orang yang akan menyalibkan-Nya.

BACA JUGA: Yesus Memberi Teladan Hidup Bukan Sekadar Perintah

Kekuatan Sejati Ada dalam Kerendahan Hati

Allah berkata: 'Justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Saat kita berani:

Mengakui ketidaktahuan, kita memberi ruang bagi Tuhan untuk menuntun.
Meminta maaf duluan, kita memenangkan hati, bukan sekadar pertengkaran.
Melayani orang yang 'tidak layak', kita menyalurkan kasih Allah yang tanpa syarat.

Doa:

'Tuhan, ajarku untuk menjadi pribadi yang memiliki kerendahan hati, berani mengaku lemah, dan mau melayani seperti-Mu. Amin.'

Renungan ini bukan hanya untuk dibaca—tapi untuk dilakukan. Mulailah dari hal kecil hari ini, dan lihatlah bagaimana kerendahan hati kita membuka pintu bagi kuasa Tuhan!