Ketika anak mudah marah, menangis, atau membantah, banyak orangtua merasa khawatir atau lelah. Namun sebenarnya, reaksi emosional anak bukan tanda mereka nakal, tetapi tanda bahwa mereka sedang belajar mengenali diri.
Anak belum sepenuhnya bisa mengekspresikan perasaan dengan kata-kata. Saat mereka merasa kecewa, takut, atau sedih, mereka sering menunjukkannya lewat tangisan, bentakan, atau amarah. Ini bagian dari proses belajar, sama seperti mereka belajar berjalan atau membaca.
Sebagai Superparents, kita perlu memahami bahwa di balik amarah anak sering tersembunyi pesan sederhana: “Aku sedang kesal, tapi aku belum tahu cara yang benar untuk menyampaikannya.” Dari sinilah kita bisa mulai menuntun mereka, bukan dengan marah balik, tetapi dengan kasih dan pengertian.
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan alami setiap hari. Jika lingkungan penuh dengan suara keras dan kemarahan, mereka akan meniru itu. Tapi jika rumah menjadi tempat yang tenang dan penuh kasih, anak akan belajar mengatur emosinya lebih baik.
Tugas orangtua bukan menjadikan anak “tidak pernah marah,” tetapi mengajarkan mereka bagaimana menghadapi emosi dengan cara yang sehat.
Ketika anak sedang marah, hadirkan diri kita sebagai tempat aman. Tatap mata mereka dengan lembut, ajak bernapas perlahan, dan bantu mereka menenangkan diri. Dengan begitu, anak belajar bahwa emosi bukan sesuatu yang salah, tapi sesuatu yang bisa dipahami dan dikelola.
BACA JUGA : Ketika Aku Belajar Mengendalikan Emosi Bersama Yesus
1. Dengarkan tanpa menghakimi. Saat anak marah, tahan keinginan untuk langsung menasihati. Dengarkan dulu sampai mereka selesai.
2. Bantu mereka menamai perasaan. Kalimat sederhana seperti, “Kamu kecewa, ya, karena mainannya rusak?” bisa membantu mereka mengenali emosi sendiri.
3. Ajarkan berdoa saat marah. Anak perlu tahu bahwa Tuhan peduli dengan setiap perasaan mereka. Berdoa saat emosi bisa menanamkan nilai bahwa Tuhan sanggup menenangkan hati.
4. Jadilah teladan. Anak akan meniru apa yang mereka lihat. Saat orangtua tenang dan sabar, mereka belajar melakukan hal yang sama.
Kadang lewat sikap anak, Tuhan juga sedang mengajar kita untuk lebih sabar, lembut, dan penuh pengertian.
Mengasuh anak bukan hanya tentang mendidik mereka, tapi juga tentang bagaimana Tuhan mendidik kita lewat proses itu. Ketika kita belajar menenangkan hati di tengah emosi anak, kita sedang meneladani kasih Tuhan yang sabar terhadap kita.
Mau belajar lebih banyak cara sederhana tapi berdampak untuk mendampingi anak? Yuk, temukan inspirasinya di The Parenting Project!
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK