SuperParents, bagaimana jika saat sedang sibuk ngelakuin sesuatu di rumah, tiba-tiba si kecil datang dan bilang, 'Mama, tadi Mama marah-marah sama adik. Itu nggak baik, lho!”
Atau mungkin, saat SuperParents sedang asyik dengan gadget, lalu si kecil tiba-tiba mengingatkan, “Papa, kok lampu kamar mandi dibiarin nyala? Katanya harus hemat listrik?”
Bagaimana reaksi SuperParents saat itu? Apakah langsung marah, kesal, atau justru tersenyum karena sikap mereka yang berani dan peduli?
Situasi seperti ini mungkin sering terjadi dalam keseharian kita sebagai orang tua. Anak-anak, dengan polosnya, sering kali langsung menegur ketika melihat kita melakukan sesuatu yang menurut mereka tidak benar. Nah, bagaimana sebaiknya kita merespons?
Ketika anak berani menegur kita, itu sebenarnya tanda bahwa mereka percaya diri dan punya keberanian untuk menyampaikan pendapat. Mereka juga sedang belajar tentang benar dan salah.
Jadi, jangan langsung marah atau merasa tersinggung. Ini adalah momen penting untuk mengajarkan anak tentang komunikasi yang baik.
Sering kali, reaksi pertama orang tua saat ditegur oleh anak adalah merasa tersinggung atau bahkan marah. Nah berikut ini beberapa respons yang perlu dihindari:
- 'Kamu masih kecil, nggak tahu apa-apa!'
- 'Jangan ikut campur urusan orang tua.'
- 'Siapa yang ngajarin kamu ngomong begitu ke orang tua?'
- 'Kurang ajar! Anak nggak boleh negur orang tua!'
BACA JUGA: Orang Tua Juga Bisa Salah: Parents Jangan Gengsi Meminta Maaf Pada Anak
- 'Pokoknya Mama/Papa benar!'
- 'Kalau kamu berani menegur lagi, awas ya!'
Sikap seperti ini bisa membuat anak takut untuk berbicara dan mengekspresikan pendapatnya. Jika terus berulang, mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang nggak percaya diri, takut menyampaikan kebenaran atau justru menjadi pemberontak yang menyimpan banyak kemarahan.
Coba dengarkan apa yang anak katakan. Berikan perhatian penuh. Misalnya, jika anak bilang, “Mama tadi marah-marah, itu tidak baik,” tanyakan dengan lembut, “Kenapa menurut kamu tidak baik?” Ini akan membuat anak merasa dihargai.
Jika memang kita melakukan kesalahan, jangan malu untuk mengakuinya. Misalnya, “Iya, Mama tadi memang marah. Maaf ya, Mama harusnya lebih sabar.” Dengan begitu, anak belajar bahwa mengakui kesalahan itu penting.
Jangan lupa apresiasi dan ucapkan terima kasih karena anak sudah berani menyampaikan pendapatnya. Misalnya, “Terima kasih ya, Nak, sudah mengingatkan Mama.” Ini akan membuat anak merasa bangga dan semakin percaya diri.
Kadang, karena sibuk, kita cenderung mengabaikan teguran anak. Misalnya, hanya bilang, “Iya, iya, nanti Papa matikan lampunya,” tapi tidak dilakukan. Ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai. Jadi, usahakan untuk merespons dengan serius.
Ketika anak menegur kita, itu bukan hanya tentang siapa yang benar atau salah. Ini adalah kesempatan untuk mengajarkan anak tentang pentingnya komunikasi yang baik dan saling menghargai.
Di sisi lain, kita juga belajar untuk lebih rendah hati dan terbuka terhadap masukan, bahkan dari anak-anak kita sendiri.
Jadi, SuperParents, lain kali ketika anak menegur, cobalah untuk merespons dengan baik. Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan anak-anak kita.
Ingat, anak-anak adalah cermin kita. Apa yang kita tunjukkan hari ini, akan mereka bawa hingga mereka dewasa nanti.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK
