ARTICLE

Thu - Jul 23, 2020 / 10786 / Inspirational

Kelebihan dan Kekurangan Digitalisasi Pelayanan Pada Gereja Masa Kini

Internet mengubah dunia. Pernah mendengar pernyataan itu? Bagaimana jika diganti dengan kata ‘internet mengubah gereja’? Nah mungkin kata itu cocok jika kita dengar sekarang. Karena sudah 5 bulan kita tidak bisa bersekutu secara tatap muka, dan banyak gereja akhirnya mau tidak mau melakukan pelayanannya secara digital.

Horornya, entah kenapa saat mimin bersaat teduh dan mendapatkan ayat, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Timotius4: 3) Mimin jadi terpikir, apakah zaman inilah yang dimaksud? Karena dengan kemudahan yang disediakan oleh internet, kita bisa mencari apa saja yang kita inginkan. Termasuk ibadah online yang ingin kita ikuti setiap minggunya.

Baca juga : INILAH KELEBIHAN ANAK-ANAK YANG BISA JADI PEDOMAN BAGI IMAN KITA!

Bukan hanya itu saja, tidak sedikit orang yang sekarang terpecah belah karena berbeda pandangan. Hal ini semakin diperparah dengan adanya media sosial yang secara tidak sadar bisa menggiring dan memuaskan apa yang kita anggap benar. Padahal sebenarnya itu juga belum tentu benar. Mungkin saja hanya mencari ‘pembenaran’ terhadap perilaku dan pemikiran kita selama ini.

Lalu apa sajakah kelebihan dan kekurangan digitalisasi pelayanan di masa ini?

Kelebihan:

  1. Gereja tidak hanya terbatas pada fisik bangunan. Tapi juga bisa dibangun di rumah masing-masing melalui ibadah keluarga dengan bahan dari internet.
  2. Donasi/ persembahan bisa dilakukan secara transfer dan tidak perlu membawa uang cash.
  3. Jemaat mampu mengecek pernyataan gembala/ pendeta dalam kothbahnya.
  4. Gereja bisa berpromosi di media sosial.
  5. Gereja bisa diakses oleh orang diluar jemaatnya, bahkan yang tinggal jauh dari gereja fisiknya.
  6. Pendeta atau pelayan lainnya bisa memberikan materi pemahaman Alkitab, kothbah, dan bahan mengajar lainnya dengan memanfaatkan blog atau website.
  7. Para pelayan gereja dan pendeta tetap bisa berkomunikasi dengan jemaatnya melalui video conference, live chat, media sosial, dll.
  8. Jemaat bisa mengunduh materi kelompok sel atau pemahaman Alkitab.
  9. Tersedia berbagai macam jenis musik dan lagu untuk beribadah.
  10. Alkitab fisik berubah menjadi digital.
  11. Gereja bisa memanfaarkan podcast sebagai salah satu metode penginjilan.

Baca juga : 7 RESEP MUDAH UNTUK MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH ANAK

Kekurangan:

  1. Konflik dalam gereja dapat mudah diketahui orang karena adanya media sosial dan aplikasi chat.
  2. Pertemuan dan persekutuan yang hanya berlangsung melalui video, mengurangi hubungan erat antar jemat.
  3. Semua anggota jemaat maupun pelayan harus memiliki smartphone dan kuota internet yang memadai.
  4. Alkitab fisik berubah menjadi digital.
  5. Para pelayan dan pendeta jadi saling berlomba agar bisa menyampaikan firman Tuhan sekreatif mungkin, agar jemaat bisa bertahan dengan ibadah onlinenya.
  6. Para pendeta dan gereja harus menghadapi internet yang bersifat abadi. Khotbah 10 tahun yang lalu dapat dinilai dan dikritik hari ini.
  7. Ibadah bisa saja terganggu dengan notifikasi atau daya tarik dari media sosial.
  8. Gereja menghadapi beban tambahan, yaitu untuk memperbaharui peralatan penunjang digital dan situs website mereka.

Contasia Christie

content writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK