SuperParents, jangan pernah lakuin ini kalau gak mau nyesel..
Siapa yang nggak pernah pusing lihat anak-anak bertengkar? Rebutan mainan, saling ejek, sampai adu tangis—semuanya bisa bikin rumah serasa medan perang kecil. Tapi tahukah kita, konflik kecil yang dibiarkan begitu saja bisa tumbuh jadi luka hati yang dalam?
Kisah Yakub dan Esau di Alkitab memberi kita pelajaran penting. Mereka berselisih gara-gara berkat dan perhatian orang tua yang terasa tidak adil. Dan sayangnya, baik Ishak atau Ribka gak ada yang benar-benar hadir untuk mendamaikan mereka. Hasilnya? Rasa benci dan dendam yang mereka bawa bertahun-tahun lamanya.
Sebagai orang tua, SuperParents punya peran besar. Bukan untuk menghindari konflik—karena pertengkaran itu bagian dari tumbuh kembang anak—tapi untuk mendampingi, mengarahkan, dan menjadi penengah yang bijak. Lakukan 5 hal berikut saat anak bertengkar yuk, dan lihat hasilnya!
Kadang kita refleks bilang, “Udah deh, diam aja dulu!” atau “Kakak ngalah ya, kamu lebih besar.” Tapi tanpa sadar, kita sedang mengabaikan emosi anak. Mari ubah pendekatan. Coba katakan, “Mama dengar kamu marah karena adik ambil mainan, ya?” atau “Adik sedih karena Kakak nggak mau berbagi?”
Dengan begini, anak merasa dimengerti dan lebih tenang.
Ini salah satu akar luka dalam kisah Yakub dan Esau: orang tua punya anak kesayangan. Mari kita jaga hati anak-anak kita dengan kasih yang seimbang. Mereka nggak butuh perlakuan yang sama persis, tapi mereka butuh merasa dicintai dengan adil.
BACA JUGA: Trauma Orang Tua Itu Menular! Ini 4 Cara Mencegahnya Sebelum Terlambat
Anak-anak belum paham cara mengatur emosinya. Maka tugas kitalah membantu mereka mengenal dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat. Kita bisa mulai dengan kalimat sederhana seperti, “Kalau marah, tarik napas dulu yuk,” atau “Kamu bisa bilang, ‘Aku nggak suka kalau begitu’ daripada memukul.”
SuperParents, jangan buru-buru jadi penengah. Ajak anak-anak belajar menyelesaikan masalah mereka sendiri—dengan bimbingan kita. Ajak mereka berdiskusi, saling minta maaf, dan belajar memaafkan.
Tuhan mempercayakan kita menjadi orang tua bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan anak, tapi untuk membentuk karakter dan hati mereka. Yuk, ambil peran dengan penuh kasih dan ketegasan. Karena dari rumah yang damai, lahirlah anak-anak yang kuat, lembut hatinya, dan tahu cara mengasihi sesama.
Anak-anak kita butuh orang tua yang hadir, bukan hanya secara fisik, tapi juga hadir dalam konflik, hadir dalam proses bertumbuh mereka.
Dan kita bisa jadi itu—dengan kasih dan komitmen yang terus diperbarui setiap hari.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK