ARTICLE

Tue - May 08, 2018 / 2819 /

Belajar Parenting Lewat Kisah Hidup Daniel

Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat,  berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja , supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.(Daniel 1: 3-4)

Kita masuk kedalam dunia yang penuh informasi. Anak-anak mulai sedari kecil sudah mulai kecanduan gadget karena kebiasaan buruk yang orang tuanya ‘tidak sengaja’ tanamkan. Kurangnya pengetahuan agama dari orang tua, kemudian menular kepada anak berakibat semakin hilangnya hubungan Tuhan dengan keluarga. Dan akhirnya yang terparah, ketika sang anak dewasa mereka meninggalkan Tuhannya.

Sungguh mengagumkan jika ada orang tua yang mampu membesarkan anaknya dengan baik, walaupun anak berada di luar jangkauan. Sekarang karena dunia yang bergerak begitu cepat, terpaksa kita harus memasukkan mereka di sekolah yang tepat, dan membiarkan orang lain mengambil alih peran kita selama dia sedang di sekolah.

Kita tidak boleh membiarkan ketakutan itu menelan kita. Mungkin tidak  perlu menempatkan mereka di sekolah umum. Kita dapat mendidik mereka bersekolah di rumah atau homeschooling. Sehingga anak kita bisa tumbuh menjadi seperti Daniel, yang sedari muda telah ditangkap oleh musuh dan hidup di kerajaan musuh. Lho bahaya donk? Coba kita telaah.

Daniel adalah seorang pemuda yang luar biasa. Ia bijaksana dan pintar. Ia dibawa ke kerajaan dan ia diberi kesempatan untuk dapat menjadi seperti mereka. Ia adalah seorang pemuda yang mempunyai mimpi besar.

Apa yang dilakukan Daniel selanjutnya?

Sumber: Superbook - Daniel berdoa

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.” (Daniel 1: 8)

Daniel memilih untuk tetap hidup kudus di dalam Tuhan. Ia tidak menajiskan dirinya.

Selama kita mendidik anak-anak kita, tentu saja kita ingin mereka selalu mengambil keputusan yang bijaksana dalam hidupnya saat menghadapi tekanan, masalah, pergaulan, dan pada saat bekerja. Kita juga menginginkan anak kita untuk tidak mudah menyerah dalam hal apapun juga, tetap kuat dan tidak menajiskan diri mereka.

Yang menjadi pertanyaan, apakah yang dilakukan oleh orang tuanya ketika membentuk karakter yang kuat seperti Daniel?

Menjadi orang tua yang baik itu tergantung dari bagaimana kita mendidiknya. Jika kita mendidiknya sesuai dengan Firman Tuhan, maka anak kita bisa menjadi Daniel masa kini. Karena apabila kita memiliki harapan agar anak dekat kepada Yesus, Allah yang akan memberkati kita.

Sumber : crosswalk.com

Baca juga:

6 POIN PENTING MENJADI ORANG TUA YANG BAIK LEWAT MENCINTAI DAN MENGASIHI ANAK (PART 1)

INILAH KATA FIRMAN TUHAN TENTANG TABUNGAN PENDIDIKAN

KATA SIAPA BURUK RUPA ITU KUTUKAN? KISAH WANITA TERJELEK DI DUNIA YANG MEMBUATMU BERSYUKUR

KLIK SHARE TO FACEBOOK UNTUK KAMU BAGIKAN ARTIKEL INI.

Superbook Admin

Official Writer
Share :

SUPERBOOK EDISI SEKOLAH MINGGU

Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.

Klik untuk bergabung

SUBSCRIBE

Dapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK

Copyright © 2018. SUPERBOOK