Pernah nggak sih kita merasa, “Kenapa aku terus yang harus ngalah? Kenapa aku yang harus minta maaf duluan?” Rasanya nggak adil ya, apalagi kalau kita merasa nggak salah. Tapi justru di situ lah tantangan iman kita diuji. Mari renungkan ayat di bawah ini:
“Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” Yohanes 13:14-15
Dari ayat di atas kita melihat bahwa Yesus, Tuhan dan Raja, rela membasuh kaki murid-murid-Nya. Kaki yang kotor, penuh debu, dan seharusnya dibersihkan oleh hamba. Tapi Yesus melakukannya bukan karena Dia lemah, tapi justru karena Dia penuh kasih dan ingin memberi contoh tentang kerendahan hati.
Kita hidup di dunia yang seringkali mengajarkan kita untuk menjadi yang paling benar, paling hebat, dan paling menang. Tapi Yesus malah mengajarkan sebaliknya—untuk melayani, mengalah, dan merendahkan hati.
BACA JUGA: Dia Peduli, Bahkan Saat Kita Sudah Menyerah
Kadang konflik rumah tangga atau di kantor berawal dari hal kecil, seperti: salah paham, kata-kata yang menyinggung, atau rasa gengsi. Tapi kalau salah satu mau belajar rendah hati duluan—mau mendengar, mengerti, dan bahkan meminta maaf—suasana bisa berubah total.
Hari ini, yuk coba mulai dari hal sederhana: bantu pasangan tanpa diminta, dengarkan rekan kerja dengan hati terbuka, atau minta maaf meski kita merasa “nggak salah”. Bukan karena mereka layak, tapi karena kita mau meneladani Yesus yang sudah lebih dulu merendahkan diri untuk kita.
Ingat, waktu kita mau merendahkan hati, kita sedang memperlihatkan karakter Kristus dalam hidup. Dan sebagaimana kita tahu bahwa Tuhan sangat butuh lebih banyak hati yang mau melayani, bukan bersaing.
Doa:
Tuhan Yesus, ajari kami untuk punya hati yang rendah dan penuh kasih seperti-Mu. Bantu kami supaya tidak mudah marah, tidak gengsi untuk mengalah, dan mau saling menolong. Dalam nama Yesus, amin.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK