Ayat Renungan: Amsal 12:22 “Orang yang mengatakan dusta tidak akan luput dari hukuman, dan orang yang menyebarkan kebohongan akan binasa.”
Pernahkah kita berbohong karena merasa itu adalah hal yang “kecil” dan “tidak merugikan siapa pun”?
Misalnya, berbohong tentang alasan terlambat kerja, menyembunyikan kesalahan kecil, atau bahkan memberikan pujian yang gak tulus. Kita mungkin berpikir, “Ah, nggak apa-apa,”
Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kebohongan adalah dosa dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Iblis sendiri disebut sebagai 'bapa segala dusta' (Yohanes 8:44). Itu berarti setiap kali kita berbohong, kita sedang berjalan dalam jalannya, bukan dalam jalan Tuhan.
Lihatlah contoh Gehazi dalam 2 Raja-Raja 5. Ia berbohong kepada Naaman untuk mendapatkan sesuatu yang bukan miliknya. Ia mungkin mengira bahwa dustanya tidak akan ketahuan, tetapi Tuhan melihat semuanya. Akibatnya, ia harus menanggung hukuman yang berat.
Amsal 12:22 juga mengingatkan kita bahwa kebohongan, sekecil apa pun, memiliki konsekuensi. Tuhan, yang adalah kebenaran itu sendiri, tidak berkenan dengan dusta.
Merusak Hubungan dengan Tuhan
Kebohongan menjauhkan kita dari Tuhan karena Dia adalah sumber kebenaran. Ketika kita berbohong, kita tidak hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Merusak Kepercayaan dalam Hubungan
Kebohongan merusak kepercayaan, baik dalam keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan. Sekali kepercayaan hilang, butuh waktu lama untuk memulihkannya.
Membawa Dampak Negatif pada Diri Sendiri
Kebohongan seringkali membuat kita merasa bersalah, cemas, dan tidak tenang. Hidup dalam kebenaran jauh lebih membawa kedamaian.
BACA JUGA: Satu Kebohongan Mengundang Kebohongan Lain
Tuhan Membenci Kebohongan
Amsal 6:16-19 menyebutkan bahwa kebohongan adalah salah satu hal yang dibenci Tuhan. Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa ini.
Kejujuran adalah Bagian dari Karakter Kristiani
Efesus 4:25 mengajarkan, “Karena itu, buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.” Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran.
Kebohongan Membawa Konsekuensi
Kisah Ananias dan Safira dalam Kisah Para Rasul 5:1-11 menunjukkan bagaimana kebohongan bisa membawa hukuman yang serius.
Mengakui Kesalahan
Jika kita pernah berbohong, langkah pertama adalah mengakuinya kepada Tuhan dan meminta pengampunan.
Berlatih Berkata Benar
Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti jujur tentang perasaan atau kesalahan kita.
Menjadi Teladan
Sebagai orang tua, guru, atau pemimpin, kita harus menjadi teladan kejujuran bagi orang lain.
Kebohongan mungkin terlihat seperti jalan pintas yang mudah, tetapi itu hanya membawa kerusakan. Alkitab mengajarkan kita untuk hidup dalam kebenaran, karena hanya dengan itulah kita bisa membangun hubungan yang sehat dengan Tuhan dan sesama.
Mari kita berkomitmen untuk meninggalkan kebohongan dan hidup sebagai pribadi yang jujur, sehingga kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Superbook Edisi Sekolah Minggu merupakan kurikulum berbasis visual media persembahan bagi anak-anak di gereja di seluruh Indonesia. Kurikulum ini terdiri dari 45 minggu bahan pelajaran sekolah minggu setiap tahunnya, Permainan interaktif dan topik-topik diskusi yang mengaktifkan anak-anak, dan Catatan Gizmo yang menghubungkan orang tua dengan apa yang dipelajari anak.
Klik untuk bergabungDapatkan berbagai info dan penawaran menarik dari SUPERBOOK